Kota Solo terkenal akan kulinernya, jajanan tradisional, keraton dan masih banyak lagi. Selain itu Solo juga memiliki banyak kampung bersejarah dengan keunikan masing-masing dan dapat dijadikan sebagai destinasi pariwisata, salah satunya adalah Kampung Kemlayan yang letaknya masih di area pusat keramaian kota Solo.
Kemlayan merupakan nama kelurahan di Kota Solo. Mengapa letaknya bisa di area pusat keramaian? Karena dikelilingi oleh macam-macam pusat perbelanjaan terutama barang-barang elektronik di kawasan Singosaren dan Coyudan. Walaupun demikian, Kemlayan mempunyai sejarah perkembangan seni tari dan seni musik yang perlu dijaga kelestariannya.
Awal mula kampung Kemlayan ini bernama “Mlaya” yang ditinggali para seniman pemain gamelan Keraton Kasunanan Surakarta. Nama-nama seniman terkenal dan sangat disegani oleh masyarakat lahir dari Kampung ini seperti S. Ngaliman, Mlayawidada, Hardiman Sindhuatmaja, Sutidja Tedjapangrawit, Yosopradangga dan K.R.T. Warsodiningrat. Tokoh seniman tersebut unggul di bidangnya masing-masing misalnya S. Ngaliman merupakan empu tari kondang dan terkemuka, sampai sekarang ini Tari Gambyong Pareanom karya S. Ngaliman masih eksis di kalangan budaya masyarakat kota Solo. Kemudian Mlayawidada seorang empu karawitan terkenal, Hardiman Sindhuatmaja seorang abdi dalem dan guru tari, Sutidja seorang Niyaga dan penari, Yosopradangga seorang ahli pembuat gamlan dan merawat gamelan sekaten, dan K.R.T. Warsodiningrat pernah menjadi petindih (jabatan setara kepala daerah yang memimpin kelompok petugas di lingkungan istana) dan mengaran Serat Wedhapradangga.
Sampai sekarang ini sejumlah dalem peninggalan seniman masih dipakai untuk melestarikan kessenian tradisional seperti tabuh gamelan dan menari.