Pemerintah Kota Surakarta
Pasar Gotong Royong, Satu Langkah Kendalikan Inflasi
  June 7, 2018 10:17

Sebagai bentuk komitmen menjaga stabilitas inflasi yang terjadi di Kota Solo saat memasuki musim Lebaran, Pemerintah Kota Surakarta dan Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) Kota Surakarta bersama dengan sejumlah distributor menyelenggarakan acara Pasar Gotong Royong Bakdan Neng Solo di pelataran Benteng Vastenberg, Kamis (06/06) pagi.

Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo mengatakan, acara Pasar Gotong Royong Bakdan Neng Solo menyediakan berbagai macam kebutuhan pokok dengan kualitas baik dan harganya dibawah pasaran. Tujuannya untuk membantu masyarakat kurang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya pada saat memasuki bulan Ramadhan.

“Para distributor yang mengikuti Pasar Gotong Royong Bakdan Neng Solo kami dorong untuk mengupayakan harga wajar agar barang bisa dijangkau oleh masyarakat kurang mampu, sekaligus sebagai wujud bantuan terhadap masyarakat. Barang kebutuhan Lebaran jangan sampai jatuh ke tangan mereka yang bisa membeli di pasar, tapi harus sampai ke sasaran masyarakat kurang mampu agar dapat merayakan Lebaran,” ungkap Purnomo.

Wakil Ketua TPID Kota Surakarta Bandoe Widiarto mengatakan bahwa acara dengan konsep seperti ini baru pertama kali digelar TPID. Ia menegaskan jika acara Pasar Gotong Royong Bakdan Neng Solo bukan acara pasar murah. Pasar ini adalah hasil kerjasama dari berbagai pihak yang berkomitmen untuk menjaga agar inflasi di Kota Solo pada saat Lebaran tidak terlampau tinggi. Konsep ini terilhami dari upaya pengendalian inflasi yang tidak dapat dilakukan secara parsial.

“Konsep pasar ini memang benar-benar gotong royong, gotong royong dengan distributor, PPI, Bulog dan juga organisasi sosial ikut terlibat disini. Ini adalah komitmen bersama menjaga angka inflasi tidak terlampau tinggi. Karena konsepnya gotong royong harga yang ditawarkan pun lebih murah dari harga pasar,” ungkap Bandoe.

Ia menilai acara pasar dengan konsep gotong royong seperti ini baru pertama kali terjadi di Indonesia karena ini merupakan partisipasi dari berbagai pihak. Bandoe mengungkapkan yang membedakan pasar murah dengan pasar gotong royong, kalau pasar murah ada intervensi dari pemerintah sedangkan acara pasar ini murni disokong oleh berbagai pihak.

Sebagai informasi “Pasar Gotong Royong” yang baru pertama digelar Pemkot Solo bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan para distributor, merupakan pengganti pasar murah yang tahun-tahun sebelumnya digelar di lima kecamatan, yaitu Laweyan, Pasar Kliwon, Jebres, Serengan dan Banjarsari yang lebaran kali ini ditiadakan.

Dari hasil pantauan dilapangan pasar yang diselenggarakan 6-7 Juni tersebut terdapat 74 tenant yang menjual berbagai macam kebutuhan pokok terutama komoditi yang berpotensi menyumbang angka inflasi seperti beras, telur, ayam, bawang putih, minyak goreng, bawang merah, gula, cabai, daging beku dan lain-lain. Selain itu ada juga komoditas lain seperti aneka bumbu masak, LPG kemasan 3 kilogram, pakaian dan sebagainya.

Antusiasme masyarakat cukup tinggi terbukti dengan banyaknya warga yang hadir pada acara tersbut. Hal itu dimanfaatkan Bandoe untuk menyampaikan himbauan kepada masyarakat untuk tetap tenang selama lebaran kali ini. “Saya harap dalam lebaran kali ini masyarakat bijak dalam membeli, tidak perlu membeli barang kebutuhan pokok secara berlebihan, secukupnya saja. Stok kita masih aman, bahkan untuk beras masih bisa bertahan selama 6 bulan,” tutup Bandoe.

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

0

Visitors today

0

Visits total

425,201

Visitors total

330,588

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta