Joko Sri Yono, Pelestari Wayang Beber di Kota Solo
April 6, 2017 23:26
Wayang Beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa pada masa pra Islam dan masih berkembang di daerah daerah tertentu di Pulau Jawa. Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi tokoh-tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupun Ramayana.
Wayang beber muncul dan berkembang di Pulau Jawa pada masa kerajaan Majapahit. Gambar-gambar tokoh pewayangan dilukiskan pada selembar kain atau kertas, kemudian disusun adegan demi adegan berurutan sesuai dengan urutan cerita. Gambar-gambar ini dimainkan dengan cara dibeber.
Salah satu pelestari wayang beber yakni Joko Sri Yono, warga asal Baluwarti Pasar Kliwon Solo. Bapak dua anak dan kakek dua cucu ini punya tradisi melukis wayang beber sejak masih di kelas V sekolah rakyat (sekarang sekolah dasar). ”Sejak kecil saya membantu Eyang Bei Atmo, magang nggambar wayang beber. Waktu itu upahnya cuma makan siang,” tuturnya.
Joko berpikiran, ”Dengan menekuni ini bisa untuk hari tuaku. Wayang beber harus terus diuri-uri, dan saya akan terus melakukannya.” Sehingga meski penghasilannya tak seberapa, Joko terus menggeluti. Ditanya soal harga, Joko keberatan menyebutkan. Alasannya, hasil karya seperti ini tak ternilai harganya. Namun, akhirnya mengakui satu lembar wayang beber yang mengisahkan satu lakon, dihargai sekitar Rp 1-3 juta.
aosgi
[yarpp]