Masyarakat Kota Surakarta menyatakan perang melawan hoax alias berita bohong dan fitnah. Pernyataan tegas tersebut disampaikan saat deklrasi melawan hoax di area Solo Car Free Daya, Minggu (8/1/2017). Wali Kota FX Hadi Rudyatmo turut andil dalam deklrasi tersebut dengan menyatakan dukungannya terhadap komunitas anti hoax.
Sebagai bentuk dukungan melawan hoax, Wali Kota Rudyatmo membubuhkan cap tangan di atas kain yang diikuti ratusan orang lainnya. Wali Kota juga menandatangani Piagam Deklarasi Masyarkat Anti Hoax dan memberikan himbauan agar warganya agar lebih cerdas dalam menyikapi pemberitaan palsu atau hoax. “Kita harus bisa memilah dan memilih, mana (informasi) yang baik silakan di share, tapi yang tidak baik jangan di-share. Kalau ada berita-berita palsu mari kita waspadai bersama,” kata Rudyatmo.
Berita palsu atau hoax yang cenderung berupa fitnah mengganggu ketertiban dan keamanan yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Dikatakan Wali kota para penebar informasi hoax adalah orang yang tidak memahami sila kedua Pancasila. Lebih-lebih jika hoax yang disebarkan mengandung ujaran kebencian dan hujatan pada orang lain. “Itu menunjukkan mereka (penebar hoax) tidak paham sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,” ujarnya.
Untuk memerangi hoax ini, Rudyatmo meminta warganya tak menanggapi setiap berita palsu dan tak bisa dipertanggungjawabkan. Dia meminta agar warganya mengklarifikasi terlebih dulu jika menemukan pemberitaan yang dirasa meragukan. Warga dapat mengklarifikasi pemberitaan yang dirasa meragukan dengan menghubungi dirinya. “Silakan hubungi saya. Nomor saya, 0811264945,” tandasnya.
Sementara itu, Koordinator Masyarakat Anti Hoax Solo Raya Niken Setyawati mengatakan komunitasnya tersebut dibentuk dengan tujuan menciptakan kesadaran diri dalam masyarakat agar berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi atau berita yang belum jelas sumber dan kebenarannya. Ke depan, Komunitas Antihoax Solo Raya ini bakal berperan aktif menjaga keutuhan NKRI dengan terjun langsung ke masyarakat melakukan kampanye terkait informasi hoax bermuatan SARA. “Kami tidak hanya kampanye, tapi juga akan melakukan edukasi ke sekolah sekolah dan di masyarakat,” kata Niken. (***)
