Pemerintah Kota Surakarta
Ketika Kota Solo Berulang Tahun
  February 17, 2017 18:49

Hari ini, Jum’at (17/2/2017) Kota Solo memasuki usianya yang ke-272. Seluruh warga Kota Solo tanpa kecuali diminta untuk mengembangkan budaya gotong royong yang menjadi roh Wong Solo dalam upaya untuk mewujudkan mayarakat yang sehat dan lingkungan yang bersih. Kedewasaan suatu kota, bukan dilihat dari berapa usianya melainkan bagaimana masyarakatnya mampu mengembangkan rasa memiliki, merawat sekaligus menjaga kotanya.

Hal itu disampaikan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo saat menjadi inspektur upacara Hari Jadi Kota Solo ke-272, di Stadion Sriwedari, Jum’at (17/2/2017). “Tema Hari Jadi Kota Ke-272, Rasik Kuthane Waras Wargane tidak lain adalah ajakan kepada kita semua agar mengembangkan budaya sehingga kota ini menjadi bersih dan masyarakatnya sehat,” kata wali kota.

Menurut Wali Kota Rudyatmo, kesehatan yang dimaksud bukan hanya secara fisik, tetapi kesehatan secara luas y ang mencakup perilaku masyarakatnya, juga sehat secara sosial, sehat ekonominya dan lain sebagainya. Dikatakannya, untuk mencapai hal tersebut diperlukan budaya gotong royong sekaligus budaya merasa memiliki, merawat dan menjaga kota. “Seluruh Warga Kota Solo harus bersatu padu membangun kotanya yang sama-sama kita cintai ini,” tandasnya.

Wali kota menyampaikan pesan tersebut dengan Bahasa Jawa, yang memang wajib dipergunakan oleh seluruh perangkat upacara hari jadi. Selain berbahasa Jawa, upacara yang diikuti oleh seluruh pejabat dan ASN di lingkungan Pemerintahan Kota Surakarta, perwalikan Muspida, para pelajar, ibu-ibu PKK dan elemen masyarakat lainnya, juga mengenakan busana Jawa jangkep. Keunikan pelaksanaan upacara ini mengundang perhatian dari berbagai kalangan.

Hari Jadi Kota Solo Ke-272 memang diperingati dengan nuansa yan berbeda. Sebelum upacara resmi dimulai, sebanyak 100-an seniman Wayang Orang Sriwedari menggelar sendratari kolosal berjudul “Manunggaling Karsa Hambangun Nagara”. Sendratari garapan Agus Prasetyo, tersebut, merupakan fragmen dari epos Mahabarata yang diambil dari kisah berdirinya kerajaan Amarta dalam Babad Wanamarta. Pandawa babat alas membangun negara yang dimaksudkan dalam kisah ini adalah membangun Kota Solo. Akhirnya dengan gotong royong dan bersatu diharapkan mampu mencapai impian sehingga raja dan masyarakat hidup sejahtera.

Wali kota mengakui memasuki usia yang ke-272, masih banyak persoalan yang belum terselesaikan. Dia pun berharap persoalan-persoalan yang belum teratasi tersebut dapat segera diselesaikan. Menurutnya, dengan persatuan atas kebhinekaan yang terjaga, Kota Solo akan menjadi kota yang gemah ripah loh jinawi. “Artinya kesejahteraan masyarakat yang didapatkan itu meliput kesejahteraan lahir maupun batin dengan (usia) 272 tahun ini,” ujarnya.

Wali kota menyinggung perihal konflik di internal keraton yang tak kunjung usai. Padahal Kota Solo tidak memiliki arti tanpa adanya keraton. Bahkan dalam sejarahnya, Hal itu karena keraton merupakan sumber budaya Jawa yang adiluhung. Dan di masa sekarang ini, keraton sesungguhnya merupakan magnet destinasi wisata unggulan di Indonesia. Wali kota berjanji untuk ikut menyelesaikan konflik yang sudah berlangsung satu dekade lebih ini. “Saya diperintah mendagri untuk koordinasi dan komunikasi dengan keraton. Maksudnya pemerintah itu ikut intervensi ke keraton. Mudah-mudahan segera ada titik temunya, targetnya kita mengusahakan agar nanti Jumenengan bisa diselenggarakan dengan baik,” katanya.

 

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

2

Visitors today

2

Visits total

425,223

Visitors total

330,605

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta