Pemerintah Kota Surakarta
Menawarkan Daya Tarik Solo Imlek Festival
  January 19, 2017 19:38

Petang beranjak, langit di pusat Kota Surakarta bersemburat kemerah-merahan. Lampion yang bergelantungan di sepanjang Jalan Jendral Sudirman yang memendarkan cahaya kemerah-merahan tersebut.  Bak magnet raksasa, jalan protokol yang membentang dari Bundaran Gladag hingga Pasar Gede itu menyedot ribuan orang setiap malamnya. Mereka berdatangan dari berbagai penjuru untuk menikmati kemeriahan Imlek di Kota Surakarta.

Hampir satu bulan penuh, Tahun Baru Imlek 2568 dirayakan warga Kota Surakarta. Dimulai dari pemasangan 5.000 lampion, pembuatan maskot Imlek berupa Shio Ayam Api serta shio-shio lainnya, Imlek tahun ini terasa sekali jika bukan sekadar milik komunitas etnis Tionghoa saja. Seluruh warga bersukacita menyambutnya tanpa mempersoalkan keyakinan, warna kulit, asal etnismaupun strata sosialnya. Perayaan Imlek yang dibungkus dengan tajuk Solo Imlek Festival 2016 itu menjadi perayaan kebhinekaan.

Ketua Panitia Solo Imlek Festival 2017 Sumartono Hadinoto mengakui perayaan Imlek di Kota Surakarta melibatkan hampir semua komunitas masyarakat.  Sumartono menghitung tidak kurang dari 20 komunitas dan organisasi yang terlibat di dalam perayaan Imlek. Tak hanya penyelenggaranya yang lintas etnis, lintas agama dan sebagainya, tetapi gelaran penyemarak Imlek juga menunjukkan akulturasi budaya yang berlangsung di Kota Surakarta.  “Sesuai dengan tema Imlek Solo Festival tahun ini, yakni Nusantara Satu, Merajut Kebhinnekaan, Memperkokoh NKRI,” kata dia.

Beberapa kegiatan yang menyertai perayaan Imlek di Kota Surakarta di antaranya adalah Solo Imlek Fair antai 2 Pasar Gede yang menggelar kekayaan kuliner Solo dengan melibatkan 70 UKM disertai panggung hiburan yang menampilkan artis lokal, fashion show batik, pertunjukan barongsai, sulap, ramalan, dan shufa yang tak lain seni tulis kaligrafi aksara Cina. Solo Imlek Festival juga diwarnai dengan, menulis kaligrafi aksara Jawa sepanjang 500 meter serta ada pula pesta kembang api, kegiatan sosial hingga seremonial.

Selain itu, panitia juga memasang dua set lampion 12 shio yang dipasang di Jalan Jenderal Sudirman dan seputar Pasar Gede, 1 lampion gapura Imlek, 1 maskot panda, 1 maskot Dewa Uang, dan 6 maskot ayam. Penataan lampion yang melintang, membujur dengan jalan, maupun disusun melingkar dan tertumpuk di atas menara jam Pasar Gede. Lampion-lampion juga tergantung di bangunan-bangunan. Berbaris melintasi sungai. Ada juga yang disusun seolah tirai raksasa. Kawasan Pasar Gede tetap menjadi daya tarik bagi pengunjung menikmati imlek.

Imlek 2017 yang menurut kalender jatuh pada tanggal 28/1/2017 namun kemeriahannya sudah terasa jauh sebelumnya.  Akseori imlek sudah mulai dipasang sepuluh hari sebelumnya. Jika tahun lalu lampion dipasang di sekitar Pasar Gede, kali ini lampion juga dipasang sampai Bundaran Gladak. Jumlah lampion yang dipasang pada tahun ini hampir dua kali lipat. Sumartono menyebut panitia memasang 5.000 lampion, sementara tahun lalu hanya 3.000 lampion.

Besarnya animo masyarakat terlibat dalam perayaan Imlek ini membuat panitia Solo Imlek Festival mencoba untuk menawarkan paket wisata bagi turis dari luar kota dan turis asing. Menggandeng Indonesia Marketing Association (IMA) Chapter Solo, tiga paket wisata Imlek ditawarkan hingga Singapura dan Malaysia melalui jaringan maskapai penerbangan, perhotelan dan travel agen wisata.

 

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

2

Visitors today

2

Visits total

425,223

Visitors total

330,605

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta