Ada yang berbeda pada ruang lobi Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH) selama Ramadhan ini. Terdapat miniatur Masjid Kapal Nabi Nuh yang terbuat dari ribuan kerupuk. Camilan yang akrab di lidah orang Indonesia ini ternyata dapat ‘disulap’ menjadi hiasan indah, melalui tangan Chef Setyo Budiarjo.
Pembuatan ikon Ramadhan tersebut bertujuan untuk mengasah kreativitas dalam menyambut bulan suci Ramadan dan Idul Fitri. Juga sebagai upaya mengapresiasi pangan lokal pihaknya kerap mengambil bahan-bahan tradisional untuk bahan baku pembuatan.
Bahan baku pembuatan miniatur Masjid Kapal Nabi Nuh yakni kerupuk, kuping gajah dan kue cuplis, serta taburan biji kedelai. Kerupuk yang dibutuhkan sebanyak 17 kilogram, terdiri dari kerupuk berwarna putih sebanyak 10 kilogram dan kerupuk berwarna kuning sebanyak 7 kilogram.
Kue kuping gajah sebanyak 1 kilogram dan kurma seberat satu ons dipilih sebagai bahan untuk membuat ornamen. Sedang untuk kubah dipilih kue cuplis sebagai bahan baku. Dipilihnya kerupuk di banding bahan lainnya yakni karena bahan ini lebih tahan lama di ruang terbuka.
Pembuatan miniatur objek wisata Masjid Kapal Nabi Nuh membutuhkan tiga orang. Setidaknya butuh waktu tiga minggu untuk merampungkan hiasan tersebut. Proses paling sulit yakni pembuatan rangka kapal yang menelan waktu tiga minggu. Sedang proses pembuatan detail kapal hanya satu minggu.
Filosofi pembuatan kapal Nabi Nuh ini menyiratkan harapan, agar bulan Ramadan yang membawa keselamatan bagi semua umat manusia.
Kerupuk sebagai Bahan Baku Miniatur Masjid Kapal Nabi Nuh
June 8, 2017 17:51
novita rusdiyana
[yarpp]