SOLO-Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari Solo nantinya akan terlihat lebih modern dengan ruang panggung yang dinamis, penataan akustik yang baik dan diperhitungkan dengan detail, tatanan kursi yang nyaman dan fasilitas penunjang pemain yang baik.
“Semua peningkatan ini guna meningkatkan kualitas pertunjukan Wayang Orang Sriwedari dimasa datang serta meningkatkan antusiasme dan jumlah pengunjung,” kata Wali Kota FX Hadi Rudyatmo di sela penyerahan desain GOW Sriwedari baru, Selasa (19/9) malam.
Setelah melakukan kolaborasi dan partisipasi selama 10 hari bersama sejumlah pihak, seperti tokoh masyarakat, arsitek, pekerja seni Sriwedari, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata Pemerintah Kota, United Cities and Local Government-Asia Pacific (UCLG ASPAC) menyerahkan hasil “Public Space Collaborative Design Workshop” kepada Pemkot Surakarta.
Penyerahan hasil desain Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari, Selasa (19/9), dilakukan Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC Bernadia Irawati Tjandradewi dan di-sah-kan Wali Kota Surakarta untuk selanjutnya diserahkan kepada Endah Sitaresmi Suryandari, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk ditindaklanjuti. Penandatangan hasil desain bertujuan melestarikan wayang orang yang merupakan salah satu pusaka budaya Surakarta.
Lebih lanjut wali kota mengatakan, Solo memiliki banyak potensi pariwisata menarik, dan wayang orang merupakan salah satu contoh kesenian traditisional yang telah bertahan lebih dari 107 tahun yang memerlukan perhatian khusus dari masyarakat dan Pemerintah Kota. Menurut dia, partisipasi publik serta kolaborasi multidisiplin dalam merancang bentuk desain ideal GWO Sriwedari memberi pendekatan baru masyarakat Solo dalam mendukung program kerja pemerintah kota.
“Pembangunan GWO Sriwedari ditargetkan mulai 2018. Dengan pembangunan itu, Kota Solo akan memiliki gedung dengan kualitas internasional yang tidak kehilangan karakter tradisional dan budaya yang telah terikat,” jelas Rudy, begitu wali kota akrab disapa.
Bernadia Irawati menegaskan, dukungan UCLG ASPAC kepada Pemerintah Kota Surakarta telah terjalin selama 6 tahun. Kerja sama itu meliputi dukungan kegiatan dan program kerja sama jangka panjang. Saat ini UCLG ASPAC mendukung program public space yaitu “re-design” Gedung Wayang Orang Sriwedari” dan Program “Solo Culture Forum” yang memasukin tahun kedua dan menjadi prioritas UCLG ASPAC.
Kegiatan atau proyek kerja sama bertujuan melestarikan nilai-nilai budaya dan heritage wayang orang merupakan salah satu bukti kekayaan budaya Surakarta. “Regenerasi dan pemeliharaan dibutuhkan agar kesenian tradisional tetap ada dan tidak tergerus budaya modern,” katanya.
(prut.com)
