Pemerintah Kota Surakarta
Tingkat Konsumsi Ikan Warga Surakarta Rendah
  December 8, 2017 10:17

Pemerintah Kota Surakarta mendirikan Outlet Pemasaran Produk Olahan Hasil Perikanan. Kehadiran outlet yang makan yang berlokasi di  di Jl Balekambang No. 5 ini diharapkan meningkatkan konsumsi ikan masyarakat. Pendirian outlet yang menyajikan bermacam makanan berbahan dasar produk perikanan, seperti rumput laut, agar-agar, dan aneka macam olahan ikan beku, seperti sosis udang, sosis tuna, otak-otak tuna, hingga nugget ikan merupakan kelanjutan dari program inovasi Wongsoubali atau  Wong Solo Seneng Banget Lawuh Iwak.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertan KPP) Kota Surakarta Wenny Ekayanti, tingkat konsumsi penduduk Kota Surakarta terhadap makanan berbahan ikan masih sangat rendah. Disebutnya, rata-rata setiap tahun warga Kota Surakarta hanya mengkonsumsi ikan tidak lebih dari 18 kilogram. Padahal, secara nasional tingkat konsumsi ikan rata-rata nasional mencapai 43 kilogram per kapita per tahun. “Tahun ini ada kenaikan tapi sangat sedikit hanya 1 kilogram per kapita dibandingkan tahun 2016,” kata Wenny.

Wenny mengakui rendahnya konsumsi ikan tersebut menjadi tantangan Dispertan KPP Kota Surakarta untuk melahirkan program inovasi. Beberapa waktu lalu, Dispertan KPP meluncurkan Program Wongsosubali, yang diikuti dengan rangkaian kegiatan sebagai implementasinya. Selain memfasilitasi depo pemasaran komoditas olahan berbahan baku ikan seperti dengan mendirikan outlet yang diresmikan Wali Kota FX Hadi Rudyatmo, Jum’at (8/12/2017), Dispertan KPP Surakarta juga menggencarkan  kampanye gemar makan ikan, mengadakan pelatihan perikanan berskala rumahan dikombinasikan dengan tanaman sayur, penaburan bibit ikan di perairan umum dan sebagainya.

Wali Kota FX Hadi Rudyatmo meminta agar Dispertan KKP untuk menggencarkan kampanye gemar makan ikan. Menurutnya, faktor geografis Kota Surakarta yang jauh dari laut dan faktor sosiologis warganya memang membuat warga Kota Surakarta cenderung memilih mengkonsumsi makanan hewani dari ternak darat. “La piye (Mau bagaimana), kita itu menyebut daging ayam, daging sapi saja dengan sebutan iwak pitik, iwak sapi. Mungkin dikira kalau makan iwak sapi itu sudah makan ikan padahal itu kan daging bukan iwak,” seloroh wali kota. Iwak dalam terminologi Jawa makanan yang berasal dari ternak baik berasal dari darat maupun air.

Menurut Wali Kota Rudyatmo, jika setiap keluarga memiliki kolam ikan, meski hanya berukuran 1 X 2 meter, sedikit banyak dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan keluarga bersangkutan. Wali kota berjanji akan memberikan dukungan untuk kampanye makan ikan. Secara berkelakar, wali kota mengatakan jika outlet yang diresmikan itu bisa menyediakan sambel yang enak, dia yakin orang akan senang makan ikan di tempat tersebut. “Mau ikan bakar, ikan goreng atau sosis, kuncinya itu di sambe. Kalau enak, pasti banyak yang datang,” ucapnya menambahkan. Nanti kalo perlu biar diajari istri saya, dia kalau buat sambal nomor satu,” kata Rudy berkelakar.

Kepala UPTD Aneka Usaha Pertanian Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Solo, Yulizar, mengatakan outlet pemasaran olahan ikan yang dikelolanya tersebut merupakan wadah menampung hasil olahan ikan, baik berwujud makanan kering maupun basah. Uutlet tersebut berada di lokasi strategis berdekatan dengan pintu masuk Taman Balekambang dan memiliki dua laintai. Lantai I untuk outlet snack dan resto, dan lantai II untuk ruang pertemuan yang bisa digunakan untuk seminar, rapat, arisan, ulang tahun, hingga nonton bareng. Pada halaman belakang juga disediakan area edukasi perikanan yang bisa dimanfaatkan untuk acara outing class maupun outbond. (***)

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

25

Visitors today

15

Visits total

425,321

Visitors total

330,661

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta