Pemerintah Kota Surakarta
Masjid Solo Raya Kedepankan Konsep Green Desain
  December 7, 2017 10:34

Pemerintah Kota Surakarta akan segera membentuk Panitia Pembangunan Masjid Raya Solo. Rencananya Wakil Wali Kota Achmad Purnomo bakal ditunjuk sebagai ketua umum didampingi sejumlah tokoh ormas di Kota Surakarta. Salah satu tugas pertama panitia pembangunan masjid raya adalah menetapkan desain yang awalnya berasal dari sayembara terbuka yang diadakan setahun silam. Menurut Wakil Wali Kota Achmad Purnomo, saat ini desain Masjid Raya Solo sudah memasuki tahap finalisasi.

“Panitia sudah terbentuk, tetapi masih menunggu pengukuhan Pak Wali. Selain saya sebagai ketua, ada enam ketua dari tokoh-tokoh ormas termasuk Pak Teguh (Teguh Prakosa) Ketua DPRD, ada Ketua MUI, Ketua MTA, Ketua PCNU, Ketua LDII dan sebagainya. Pak Wali sebagai penasehat dalam kepanitian. Nanti setelah dikukuhkan panitia mengadakan pleno untuk menetapkan desain yang sekarang sedang difinalisasi tim teknis,” ujarnya Kamis (7/12/2017).

Menurut Wakil Wali Kota Purnomo, Masjid Raya Solo yang akan dibangun di Kawasan Sriwedar itu akan memiliki konsep green desain. Keberadaan masjid di tengah ruang terbuka hijau diyakini tidak akan mengubah kawasan tersebut sebagai kawasan konservasi dan berkhasanah budaya. “Justru akan mengembalikannya. Konsep desainnya bergaya Jawa klasik. Nanti masjidnya juga tidak pakai kubah, tetapi pakai menara tingginya 99 meter,” katanya.

Dikatakan Masjid Raya Solo merupakan adopsi dari sejumlah masjid besar yang ada di Indonesia. Wakil wali kota menyebut ada unsur-unsur dari Masjid Agung Demak, Masjid Agung Kudus, Masjid Lasem hingga Masjid Agung An Nur Pekanbaru yang diadopsi. “Masjid Taman Sriwedari ini akan memiliki halaman luas tanpa ada pagar pembatas. Sehingga bisa digunakan saat Salat Idul Fitri, Idul Adha dengan menampung 7.600-an jemaah,” katanya lagi.

Salah satu kekhasan Masjid Raya Solo, kata Wakil Wali Kota Achmad Purnomo adalah bentukmenara-nya yang sepintas mirip kuluk yang di atasnya ada lafaz Allah seperti Masjid Demak. Bentuk kuluk tersebut dipilih untuk mewakili konsep besar masjid bergaya Mataraman kuno yang menyesuaikan dengan kawasan cagar budaya di Sriwedari. Gaya Jawa klasik juga akan nampak dari penggunaan tegel kunci.

Bangunan masjid dikonsep tidak memakai plafon sehingga struktur atap yang terbuat dari kayu akan terlihat. Begitu pula atap sirap akan menggunakan material kayu ulin Kalimantan. Masjid Taman Sriwedari juga akan memiliki halaman luas tanpa ada pagar pembatas. Sehingga, masjid bisa digunakan saat Salat Idul Fitri, Idul Adha dengan menampung 1.500 jemaah. “Untuk menjaga kesucian masjid nanti toilet akan dibangun terpisah dengan masjid dan tempat wudu,” katanya.lagi.

Desain awal Masjid Raya Solo berasal dari karya Tim Joso Jakarta yang menjadi pemenang Sayembara Desain Masjid Raya yang diadakan Pemerintah Kota Surakarta setahun silam. Tim Joso menyodorkan konsep greendesain dengan menonjolkan taman di dalam masjid. Beranggotakan tiga arsitek jebolan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ini juga menggunakan identitas lokal yang diklaim membuat bangunan tersebut selaras dengan bangunan sekitar dan adaptif dengan iklim tropis.

Tidak hanya itu, desain masjid yang dibuat pemenang menggunakan simbol-simbol dengan jumlah yang memudahkan untuk edukasi amal-amal ibadah. Seperti grid pada atap yang berjumlah 99 sebagai simbol asmaul Husna kemudian grid ada 33 atap tajuk tradisional Jawa diartikan sebagai jumlah amalan dzikir yang dilakukan setelah salat. Di antara 33 tajuk itu ada 5 tajuk transparan yang melambangakan salat lima waktu. Tajuk tersebut akan disusun membentuk Lafaz Allah dengan satu cungkup berukuran lebih besar sebagai simbol Tuhan Yang Maha Esa,” jelasnya.

Atap tajuk tersebut, lanjut dia, dipertahankan sebagai identitas Solo dengan sentuhan kontemporer. Lengkung bukaan yang biasanya diterapkan di masjid, dimodifikasi dengan pendekatan bangunan ikonik Pasar Gede. Sehingga memiliki keunikan tersendiri.  “Kami juga memberikan konsep green dengan penerapan bukaan besar di atap untuk memasukkan cahaya. Serta adanya naung yang lebar dan pond kolam air untuk memfilter panas matahari dana menjaga kesejukan suhu termal. Dengan begitu dapat menghemat energi,” kata salah satu anggota Tim Joso, Fauzi.

 

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

0

Visitors today

0

Visits total

425,152

Visitors total

330,553

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta