Keraton Kasunanan Surakarta memiliki sejumlah meriam kuno. Salah satu diantara meriam itu bernama Nyai Setomi. Meriam kuno itu berukuran sekitar tiga setengah meter. Meriam ini paling dikeramatkan di lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta, ditempatkan di tengah Bangsal Witono, kompleks Sitihinggil.
Meriam Nyai Setomi mempunyai sejarah panjang, karena merupakan salah satu senjata andalan Sultan Agung di Mataram. Meriam Nyai Setomi mempunyai pasangan, yakni meriam Kiai Setomo yang kini berada di Museum Nasional Jakarta. Kedua meriam itu digunakan Sultan Agung untuk menggempur VOC di Batavia pada tahun 1628-1629.
Meriam Nyai Setomi selain dikeramatkan, juga diistimewakan oleh Keraton Surakarta. Sebab, jika pusaka lain setiap tahun biasanya hanya dijamasi satu kali, tidak demikian dengan Nyai Setomi. Meriam ini setiap tahunnya selalu dijamasi dua kali, yakni pada saat upacara Grebeg Besar (peringatan Hari Raya Idul Adha) dan Grebeg Maulud (peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW).
Keberadaan meriam Nyai Setomi sampai sekarang masih dikeramatkan oleh Keraton Kasunanan Surakarta, dalam kesehariannya selalu terawat dengan baik. Lurup (tirai) dan kaca penutup meriam Nyai Setomi selalu dalam keadaan bersih, begitu pula dengan lantai di Sitihinggil. Halaman di sekitar Sitihinggil ditumbuhi banyak pepohonan, kelihatan cukup bersih. Sebab, setiap hari ada petugas khusus yang berkewajiban merawat tempat itu. Dengan begitu, suasana bersih dan sejuk benar-benar dapat dirasakan di lokasi ini