Pemerintah Kota Surakarta
Penurunan Kasus Anak Kerdil Dipercepat
  July 18, 2018 08:54

Pemerintah Kota Surakarta bertekad untuk mempercepat penurunan angka kasus stunting (anak kerdil) dan underweight (kurang berat badan) yang ada. Meski pun jumlah kasus stunting dan underweight di Kota Surakarta terbilang rendah jika dibandingkan jumlah kasus di Provinsi Jawa Tengah maupun secara nasional, Wali Kota FX. Hadi Rudyatmo meminta agar pihak terkait memberikan perhatian serius.

“Pemeriksaan laboratorium untuk kehamilan bulan per tig abulan harus digratiskan. Ibu-ibu hamil harus mendapatkan pengetahuan yang memadai dengan diberi kelas husus. Pokoknya, ibu hamil hrus mendapat perhatian termasuk saat melahirkan bisa dibantu pembiayaannya,” kata dia, Rabu (18/7/2018).

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis, sehingga tinggi anak sangat pendek dibanding bayi usia normal. Kondisi kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah lahir. Namun stunting baru terlihat setelah anak berusia dua tahun. Berdasarkan data Riskesdas Kementerian Kesehatan, terdapat 37 persen balita Indonesia yang mengalami stunting. Jumlah tersebut setara dengan 9 juta anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan kepada Indonesia atas tingkat stunting atau kekerdilan anak yang tinggi

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Sigit Prio Utomo saat mengunjungi sejumlah Posyandu di Kota Surakarta mengatakan ketidaktahuan masyarakat terhadap stunting maupun hepattis B menyebabkan dua gangguan bayi itu menyebar cepat dan kasus meningkat. Ditambah dengan masih tingginya sikap tidak peduli ibu hamil pada kandungan mereka.

“Di Indonesia, stunting atau gizi buruk kronis biasanya berhubungan dengan tingkat ekonomi masyarakat rendah. Namun saat ini kami temukan kasus stunting terjadi di daerah yang tingkat ekonomi bagus, bahkan kasusnya justru tinggi. Ini kenapa? Jadi perhatian kita,” kata Sigit Prio Utomo saat melihat langsung kondisi aktifitas posyandu di Solo, Jawa Tengah.

Sigit mengatakan diperkirakan tingginya angka stunting di masyarakat dengan tingkat perekonomian tinggi disebabkan karena tingkat partisipasi yang rendah dari ibu hamil dan masyarakat untuk ikut kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) maupun pemeriksaan kesehatan. “Ada beberapa intervensi program yang dikerjakan untuk mempercepat penurunan angka kasus stunting dan underweight di Kota Surakarta meski kasus di kita tergolong rendah dibandingkan nasional,” ujar Ida Angklaita, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

Ida mengatakan kasus stunting di Surakarta hanya ada sekitar 3,14 persen atau sebanyak 488 kasus. Sedangkan kasus underweight sebanyak 450 kasus (2,9 persen) dibandingkan dengan jumlah balita yang mencapai 15.191 balita. Namun, Dinas Kesehatan Kota tidak mau menganggap remeh masalah ini. “Jika dilihat dari tahun sebelumnya kasusnya mengalami penurunan karena tahun lalu ada 580 kasus stunting dan 533 kasus underweight,” tambahnya.

Menurut Ida, intervensi yang dilakukan DKK dalam mempercepat penurunan kasus stunting dan underweight di antarnya adalah melalui penguatan Program 1.000 hari pertama kehidupan seperti imunisasi, pemeriksaan saat dalam kandungan sampai usia anak mencapai dua tahun. Hal ini dilakukan agar bayi lahir sehat dan pemenuhan gizinya terjamin. Selain itu juga dilakukan penguatan petugas Puskesmas Pembina Posyandu melalui peningkatan kapasitas petugas Posyandu. Sehingga petugas Posyandu aktif melihat perkembangan anak. “Misalnya dua kali berat badan balita tidak naik, maka harus segera dialporkan. Petugas dibekali cara menimbang secara benar agar tidak terjadi salah ukur,” kata Ida.

Kepala DKK Surakarta, Siti Wahyuningsih menambahkan, untuk memantau perkembangan anak, pihaknya juga telah melengkapi fasilitas posyandu dengan tikar ukur bayi. Piranti tersebut didesain dengan mengikuti standar WHO. Garis batas di tikar ukur menyediakan informasi standar minimum tinggi badan bayi usia 3-18 bulan. “Stunting dan underweight masih menjadi pekerjaan rumah untuk segera dituntaskan meski angka kasusnya tergolong rendah,” ujarnya. (***)

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

34

Visitors today

22

Visits total

425,296

Visitors total

330,646

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta