Belum juga diresmikan penggunaannya usai direnovasi pemerintah pusat awal bulan September, Stadion Manahan sudah membawa kabar bahagia bagi warga Kota Surakarta. Stadion itu terpilih sebagai salah satu calon lokasi penyelenggaraan (venue) Piala Dunia U-20 yang diselenggarakan pada 2021.
Klaim sebagai stadion berstandar internasional yang dilekatkan banyak pihak kepada Stadion Manahan, lantaran berbagai fasilitas terbaru yang dimilikinya, untuk sementara menemukan pembuktiannya. Justifikasi tersebut didapatkan usai dua personel delegasi federasi sepakbola internasional atau Fédération Internationale de Football Association (FIFA), menginspeksi Stadion Manahan, Selasa (17/9).
Inspeksi tersebut terkait dengan pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Meski berlangsung tertutup, Sekretaris Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Tengah Purwidyastanto mengungkapkan, pemeriksaan Stadion Manahan tersebut dilakukan untuk memastikan kesiapan lokasi itu jika digunakan sebagai venue Piala Dunia.
“Kunjungan ini dilakukan setelah Indonesia mengajukan bidding untuk World Cup U-20,” kata Purwidyastanto.
Berbagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pertandingan sepakbola, mulai permukaan lapangan, kapasitas stadion, fasilitas bagi awak media, hingga konektivitas berbagai ruangan, tak luput dari pengecekan intensif perwakilan FIFA tersebut. “Jadi nantinya bisa dipastikan, apakah Manahan layak digunakan dalam penyelenggaraan Piala Dunia U-20.”
Purwidyastanto mengakui, inspeksi tersebut hanya salah satu tahapan menuju penentuan venue Piala Dunia. Apalagi Stadion Manahan harus bersaing dengan sederet stadion megah lainnya, seperti Stadion Patriot Candrabhaga, Stadion Pakansari, Stadion Si Jalak Harupat, Stadion Wibawa Mukti, Stadion Kapten I Wayan Dipta, Stadion Mandala Krida, dan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), agar bisa terpilih. Belum lagi Indonesia harus berkompetisi dengan Brasil dan Peru, untuk menjadi tuan rumah perhelatan akbar sepakbola sejagat tersebut.
“Tapi kalau mereka (delegasi FIFA) sudah mau datang ke sini untuk meninjau, itu berarti mereka tertarik. Proses ini adalah proses terpanjang yang sudah kami lalui. Mulai pengiriman pengajuan hingga diperbolehkan mengikuti bidding, itu prosesnya lama. Kalau kemudian pengajuan diterima FIFA dan ditindaklanjuti sampai inspeksi ke lapangan, setahu saya belum pernah sejauh ini,” beber Purwidyastanto.
Karena itulah ia berharap dukungan dan doa semua pihak, agar rencana menjadikan Stadion Manahan sebagai venue Piala Dunia bisa terwujud.
Purwidyastanto juga menjelaskan, sebanyak enam lapangan sepakbola lain di Kota Bengawan ikut dicek perwakilan FIFA. Keenam lapangan itu adalah Stadion Sriwedari, Lapangan Kottabarat, Lapangan Banyuanyar, Lapangan Kartopuran, Lapangan Karangasem dan Stadion Universitas Sebelas Maret (UNS).
“Lapangan-lapangan itu ikut dicek sebagai alternatif lapangan berlatih bagi peserta Piala Dunia. Keenamnya memiliki standar minimal untuk berlatih, mulai ketersediaan toilet, ruang ganti, rumput lapangan yang memadai, serta dekat dengan hotel atau penginapan. Kalau usulan dari Pemkot Surakarta, lapangan-lapangan itu akan dibenahi sehingga bisa lebih layak, termasuk rumputnya,” papar Sekretaris Asosiasi Kota (Askot) PSSI Surakarta, Sapto Joko Purwadi.
Sementara itu Kepala Seksi (Kasi) Sarana Prasarana Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Surakarta, Totok Supriyanto, yang turut mendampingi delegasi FIFA dan perwakilan PSSI menginspeksi stadion menegaskan, Pemkot mendukung penuh Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dua tahun mendatang.
“Banyak saran dan masukan dari delegasi FIFA untuk lapangan pendukung. Secara teknis, keinginan mereka masih bisa kami penuhi dengan mempehitungkan tenggat waktu yang tersisa,” kata Totok. (**)
