Pemerintah Kota Surakarta
Kawasan Kota Lama Kini Sempurna
  October 22, 2019 22:28

Hampir setahun belakangan, aktivitas proyek menjadi pemandangan rutin yang menghiasi Koridor Jenderal Sudirman. Pembatasan akses pengendara, pengalihan arus lalu lintas, hingga tersendatnya laju kendaraan menjadi efek samping atas penataan koridor yang dilakukan bertahap oleh Pemkot Surakarta sejak 2018.

Namun kini, koridor budaya telah selesai ditata. Kawasan yang ditetapkan Pemkot sebagai kota lama itu pun terlihat sempurna.

Tak ada seremoni atas selesainya penataan Koridor Jenderal Sudirman itu. Namun aktivitas pemindahan water barrier pembatas lajur jalan oleh petugas Dinas Perhubungan (Dishub), Senin (21/10), seolah mengesahkan tuntasnya tahap kedua proyek tersebut.

“Mulai Senin (21/10) pagi, manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL) untuk mendukung penataan Koridor Jenderal Sudirman sudah berakhir. Tidak ada lagi pengalihan arus seperti sebelumnya. Pekerjaan penataan koridor sudah selesai, usia beton juga sudah cukup sehingga bisa dilalui kendaraan,” terang Kepala Seksi (Kasi) Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub), Mudo Prayitno.

Kesan lapang pun begitu terasa, saat petugas Dishub menyelesaikan pemindahan tersebut. Kawasan kota lama yang diimpikan Pemkot dan direalisasikan melalui penggantian aspal Jalan Jenderal Sudirman dengan batu andesit, terbukti mampu menguatkan citra kuno di kawasan tersebut. Apalagi sejumlah bangunan bersejarah, seperti Gedung Bank Indonesia (BI) dan gereja GPIB Penabur, juga menghiasi koridor tersebut.

Sebelumnya, jalur kendaraan di pusat Kota Solo itu beberapa kali direvisi guna menyesuaikan pelaksanaan proyek. Maklum saja, penataan dilakukan bertahap sejak tahun lalu dan separuh demi separuh badan Jalan Jenderal Sudirman. MRLL terakhir diberlakukan di sisi timur jalan, dengan mengalihkan jalur kendaraan roda empat atau lebih di bundaran Pasar Gede menuju perempatan Ketandan dan Loji Wetan.

“Sekarang semuanya sudah seperti semula. Pengendara dari selatan (Gladag) bisa langsung menuju Jalan Arifin atau Pasar Gede. Kendaraan dari arah utara bisa langsung menuju arah selatan (Gladag).”

Bahkan, imbuh Mudo, pengendara dari arah barat (Jalan Slamet Riyadi) bisa memotong jalur pengendara dari arah utara untuk menuju Jalan Mayor Sunaryo (arah timur). Sebelum Koridor Jenderal Sudirman ditata, akses pengendara dari barat ke timur itu ditiadakan, sehingga mereka harus berbelok ke Jalan Pakubuwono.

“Setelah ditata ruas jalannya lebih lebar. Jadi memungkinkan akses itu dibuka,” imbuh Mudo.

Kini kota lama semakin memadai sebagai lokasi penyelenggaraan berbagai event budaya. Meski harus diingat, perubahan itu harus menghadapi sejumlah tantangan.

Dimulai dari rusaknya permukaan batu andesit di beberapa titik koridor sebelah utara, usai penataan tahap pertama berakhir Desember 2018. Disusul molornya lelang proyek akibat terkendala sistem layanan pengadaan, hingga kebocoran pipa transmisi air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surakarta di sisi timur koridor pada akhir September.

Untungnya tenggat penyelesaian proyek penataan tidak terlampaui. Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Arif Nurhadi mengatakan, penataan tahap kedua Koridor Jenderal Sudirman itu ditarget selesai akhir Oktober. Sesudahnya, kontraktor masih bertanggung jawab terhadap semua kerusakan hasil pekerjaan hingga enam bulan ke depan.

“Masa pemeliharaan selama enam bulan itu tujuannya memang untuk uji coba, sekaligus melihat apakah ada kerusakan atau tidak. Jika ada kerusakan, tentu kontraktor wajib memperbaikinya,” terang Arif. (**)

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

28

Visitors today

17

Visits total

425,324

Visitors total

330,663

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta