SURAKARTA – Sekretaris daerah Kota Surakarta Ir. Ahyani, MA mewakili Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka membuka kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa ( TMMD ) Reguler Ke – 11, Selasa (16/6/2021) di Pendapi Gedhe Balai Kota Surakarta.
Saat membuka kegiatan, Ahyani menerangkan, kegiatan TMMD Reguler yang akan dilaksanakan di Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan merupakan pelaksanaan pembangunan partisipatif masyarakat sebagai pelestarian budaya gotong royong dalam pembangunan infrstruktur dan peningkatan kualitas lingkungan yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Program ini merupakan upaya pemberdayakan wilayah pertahanan dan keamanan serta meningkatkan akselerasi pembangunan di daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan wawasan kebangsaan sekaligus mewujudkan ketahanan wilayah yang tangguh.
“Melalui akselerasi pembangunan yang didukung program TMMD ini, kita harapkan bisa meningkatkan roda perekonomian wilayah Pajang dan sekitarnya. Pun pembangunan tersebut dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan sanitasi di kawasan padat penduduk dan kumuh perkotaan, serta meningkatkan kesadaran gerakan masyarakat untuk hidup sehat,” terangnya.
Dalam penjelasan selanjutnya, TMMD menjadi sarana mewujudkan sinergitas antara TNI dengan masyarakat serta Pemerintah Daerah dalam memajukan suatu wilayah.
Menggali dan mendayagunakan potensi serta mengatasi berbagai isu persoalan terkini dengan solusi.
Selain itu, TMMD merupakan wahana memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, memperkuat semangat gotong royong, dan rela berkorban melalui kegiatan fisik terutama pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di Kelurahan Pajang ini, diharapkan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masayarakat.
Dikatakannya, Pemerintah Kota Surakarta menyampaikan apresiasi setinggi – tingginya pada jajaran TNI dan Polri, instansi terkait dan segenap lapisan masyarakat Kelurahan Pajang yang telah berpartisipasi dan aktif dalam pembangunan.
“Saya berpesan untuk memelihara dan mengembangkan hasil pembangunan yang akan direalisasikan dalam kegiatan TMMD kali ini. Sehingga dapat lebih ditingkatkan pembangunannya,” ucapnya.
Kegiatan Pembangunan TMMD
Kegiatan pembangunan TMMD yang dikoordinasikan Kodim 0735 Surakarta di Kelurahan Pajang Kecamatan Laweyan meliputi pembangunan fisik dan non fisik. Waktu pelaksanaan 15 Juni hingga 14 Juli 2021 dengan lokasi di RW 3 Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.
Sasaran kegiatan berupa pembangunan talud di Kali Brojo dengan panjang 40 meter, tinggi 5 meter, lebar atas 50 centimeter dan lebar bawah 100 centimeter; pavingisasi jalan dengan panjang 112 meter, luas utara 2 meter, luas selatan 3 meter; pembuatan gazebo dan papan nama 1 unit.
Sedangkan sasaran non fisik berupa penyuluhan bela negara dan wawasan kebangsaan; penyuluhan penanaman nilai – nilai ideologi Pancasila; penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkoba; penyuluhan mitigasi bencana kebakaran dan banjir; penyuluhan KB kesehatan, Posyandu, Pospindu dan stunting; penyuluhan pencegahan penanganan Covid 19 dan Jogo Tonggo; penyuluhan sanitasi lingkungan perumahan dan pengolahan air limbah domestik; Sosialisasi Sampah Menjadi Emas dan pemanfaatan limbah sampah berupa kursus dan pelatihan; penyuluhan rencana pembangunan Talud Brojo; sosialisasi pemelihraan dan pemantapan sempadan sungai
Pembangunan fisik dan non fisik dibiayai dari APBD Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 185 juta, APBD Kota Surakarta sejumlah Rp.1.160.500.000,- , swadaya masyarakat sebesar Rp. 15 juta, dengan jumlah keseluruhan Rp. 1.360.500.000,-.
Tenaga kerja untuk kegiatan tersebut berasal dari tenaga inti 150 orang yang terdiri dari Satgas TMMD 115, Tim Asistensi Teknik 35 orang. Tenaga pendukung sebanyak 150 orang yang terdiri dari Pemkot 10, masyaakat 100 orang dan keluarga besar TNI 20 orang dan ormas 20 orang.
Diketahui, pembangunan Talud kali Brojo merupakan usulan Pemkot Surakarta sejak 2017 lalu lantaran kondisi talud lama yang sudah retak –retak dan longsor banyak rumah warga di sekitar Kali Brojo yang dibangun melanggar garis sepadan sungai.
Banyak rumah warga yang berhimpitan dengan tanggul sehingga kalau talut ambrol, bangunan rumah warga ambrol ke sungai.
