Salah satu impian bagi tiap kota ialah dengan menjadi tuan rumah atau penyelenggara event. Di sisi lain makin besarnya APBD yang diterima per tahunnya membuat masing-masing kota berlomba-lomba meningkatkan fasilitas dan mengintegrasikan semua potensi demi kemajuan kota nya, tak terkecuali Kota Solo. Kota Solo sering menjadi tuan rumah banyak event baik lokal maupun internasional serta menjadi kebanggaan sekaligus kesempatan branding Kota Solo sebagai kota wisata.
Event internasional tahunan yang diselenggarakan diantaranya Solo International Performing Arts (SIPA), yaitu festival seni pertunjukan yang diselenggarakan di Kota Solo tiap tahun yang dimulai sejak 2009. Dengan memiliki jumlah komunitas SIPA tersendiri yang jumlahnya ribuan ini mampu menggandeng rata-rata 100 volunteer serta menarik atensi lebih dari 30.000 orang tiap tahunnya. Acara yang biasanya berlangsung selama tiga hari tersebut terdapat berbagai acara seperti pertunjukan tari, musik, dan teater yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia hingga mancanegara.
Event internasional lain yang tak kalah apiknya adalah Solo International Ethnic Music (SIEM) yang merupakan festival musik dari berbagai musisi di seluruh dunia yang diadakan tiap dua tahun sekali. Event itu bertujuan untuk unjuk karya seni serta sebagai forum kreatif dan kreasi antar musisi etnik. Solo juga pernah menjadi tuan rumah International Mask Festival yang menampilkan beragam kekayaan kesenian topeng Indonesia.
Untuk event lokal, Mangkunegaran Festival Jazz (MFJ) merupakan festival musik jazz yang memadukan konsep akulturasi budaya tradisional dan modern yang diselenggarakan oleh Pura Mangkunegaran Solo. Tiga aspek yang ditawarkan kepada masyarakat yaitu pertunjukan musik jazz, kuliner, dan seni khas Mangkunegaran. Masih dalam konteks yang sama, terdapat gelaran Solo Batik Carnival yang menampilkan parade busana batik hingga Grebeg Sudiro yang merupakan perayaan akulturasi budaya.
Beragam event tersebut tentu makin menguatkan kota Solo sebagai kota terdepan dalam beragam budaya bukan hanya lokal, regional bahkan hingga internasional. Konsistensi pergelaran berbagai acara ini bukan sekadar memelihara budaya, menancapkan image Solo sebagai kota budaya namun juga mengembalikan jati diri kota yang memang membuka diri sebagai kota yang mampu bicara budaya sebagai bagian hidup manusia. Tanpa itu semua, maka menjadikan Solo sebagai pusat pembicaraan soal budaya akan menghadapi tantangan berat di masa depan.
