Pemerintah Kota Surakarta
Mengenal Lebih Dekat dengan Kebo Bule Kesayangan Pakubuwono II
  March 6, 2022 15:11

Salah satu ikon yang cukup terkenal di Kota Solo khususnya saat perayaan malam satu Suro yaitu keberadaan Kerbau Bule atau di Jawa lebih familiar dengan sebutan Kebo Bule. Kehadirannya selalu ditunggu-tunggu dengan antusiasme yang tinggi dari warga masyarakat khususnya warga Solo. Menurut kepercayaan orang Jawa, satu diantara kisah yang banyak berkembang di tengah masyarakat, Kebo Bule ini dianggap membawa berkah dan keselamatan dari Yang Maha Kuasa sehingga kedatangannya selalu dinantikan dan banyak warga yang berusaha untuk memegang, mengambil air jamasan, dan bahkan ada pula yang berbondong-bondong mengambil kotoran si Kebo Bule yang terjatuh di jalan saat ritual mubeng beteng membawa pusaka-pusaka milik Keraton Kasunanan karena dipercaya memiliki khasiat tertentu.

Adanya kepercayaan dari masyarakat akan kekuatan yang dimiliki oleh Kebo Bule Kyai Slamet ini tentu menyimpan sejarah yang penting untuk diketahui. Nama Kyai Slamet sendiri sebenarnya merupakan nama dari salah satu pusaka berbentuk tombak milik Keraton Kasunanan yang sering dibawa berkeliling tembok Baluwarti setiap hari Selasa dan Jumat Kliwon oleh Pakubuwono X di mana Kebo Bule selalu mengikuti di belakang. Karena rutinitas yang kerap dilakukan inilah kemudian berubah menjadi sebuah tradisi yang terus dilestarikan oleh kerabat keraton hingga saat ini. Karena Kebo Bule selalu membersamai saat tradisi ini dilakukan maka kemudian kebo ini identik dengan sebutan Kebo Bule Kyai Slamet karena ikut berjalan beriringan di belakang tombak Kyai Slamet. 

Kebo Bule ini sendiri merupakan pemberian dari Bupati Ponorogo, Kyai Hasan Besari Tegalsari, sebagai hadiah kepada kerajaan yang kala itu mengetahui bahwa Pakubuwono II berhasil merebut kembali Keraton Kartasura dari tangan pemberontak Pecinan yang kemudian dilanjutkan dengan hijrahnya kerajaan dari Kartasura ke Desa Sala pada 20 Februari 1745. Pemberian kerbau ini dimaksudkan sebagai pengawal dari tombak Kyai Slamet tadi. Yang menarik dari kisah ini ternyata dipilihnya Desa Sala sebagai lokasi kerajaan yang baru ternyata ada peran Kebo Bule di dalamnya. Saat pemindahan kerajaan dilakukan, kerbau ini dilepas dan dibiarkan berjalan sendiri hingga akhirnya berhenti di tempat yang kini menjadi lokasi Keraton Kasunanan berdiri.

Lebih lanjut, kerbau kesayangan Pakubuwono II yang diberikan sebagai hadiah tentu memiliki makna tersendiri yaitu sebagai lambang rakyat kecil utamanya kaum petani dan simbol penolak bala karena kerbau dipercaya memiliki kepekaan dalam mengusir roh jahat dan atau mampu menghilangkan niatan buruk. Selain itu, meski kerbau identik dengan hewan bodoh justru inilah yang dijadikan sebagai pengingat bahwa sebagai manusia yang berakal budi haruslah menjadi manusia yang pintar dan jangan sampai bertindak serta berpikir bodoh selayaknya kerbau. 

Agnia Primasasti
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

2

Visitors today

2

Visits total

425,223

Visitors total

330,605

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta