Tampilan Google Doodle pada 11 Mei tahun lalu menampilkan salah satu tokoh budayawan ternama yang berasal dari Solo. Ia adalah K.R.T Hardjonagoro (Go Tik Swan), seorang pelopor batik yang mempromosikan batik hingga ke kancah internasional. Ia terlebih dahulu memang dikenal sebagai anak dari keluarga Tionghoa yang berdagang batik yang memiliki empat tempat produksi batik kala itu. Dalam usahanya tersebut ia belajar langsung dari Ibu mendiang alm. Susuhunan Paku Buwana XII yang menyimpan beragam pola batik yang waktu itu belum dikenal umum.

Rancangan-rancangan  K.R.T  Hardjonagoro terkait Batik Indonesia dan motif batik lain dengan ciri dan makna unik dari masing-masing batik tersebut alhasil dengan cepat digemari oleh kaum wanita golongan atas.  K.R.T Hardjonagoro pun pernah mengajari Ibu Soed, penggubah lagu anak-anak yang terkenal, cara membuat batik hingga handal. Atas usahanya batik karya K.R.T Hardjonagoro menjadi langganan koleksi museum-museum di Eropa, Amerika, Australia, hingga kolektor pribadi yang menghargai batik bermutu tinggi.

Sepanjang hayatnya, Go Tik Swan telah menghasilkan sekitar 200 motif batik Indonesia, sehingga pemerintah mengapresiasi dan mengganjar dengan penghargaan yakni putra terbaik atas jasa-jasanya dengan tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma. Pada Tahun 2011, ahli waris Go Tik Swan, yakni Siti Supiah Agreni menyebut karya Go Tik Swan dibuat mulai tahun 1950-2008. Bahkan, hasil karya batik Go Tik Swan yang luar biasa tersebut banyak mendapat pesanan dari kalangan pejabat termasuk Presiden RI pertama, Soekarno. Kota Solo dan masyarakat tentu sangat bangga pernah memiliki Go Tik Swan, salah satu putra daerah yang karya-karyanya mampu mendunia.