
Dalam muatan lokal bahasa Jawa terdapat istilah tembung plutan. Diartikan sebagai kependekan suatu kata, tetapi tidak mengubah makna dan arti. Dapat dikatakan bahwa Tembung plutan yaitu kata yang terdiri dari dua suku kata dan disingkat atau digabung menjadi satu suku kata. Adapun tujuannya untuk meringkas kata yang terlalu panjang diucapkan, agar lebih sedikit pengucapannya.
Ciri-ciri dari tembung plutan adalah sering terdapat di dalam gatra atau kalimat suatu tembang. Fungsinya untuk meringkas suatu kata agar lebih mudah dan lebih cepat diucapkan. Selain itu, tembung plutan juga berfungsi untuk untuk mengejar guru wilangan pada paungeran tembang yang sudah ditentukan ketika kelebihan jumlah ejaan.
Peringkasan kata dalam tembung pluta dilakukan dengan dua cara, pertama dengan mengurangi kata awal dan kedua dengan cara menghilangkan satu huruf vokal pada suku kata lainnya. Beberapa contoh tembung pluta, antara lain para menjadi pra, kiyat menjadi kyat, suwara menjadi swara, weruh menjadi wruh, suwarga menjadi swarga, serat menjadi srat, dan masih banyak lainnya.
Contoh tembung plutan pada tembang Kinanthi yaitu
tumrap ukara gancaran samestine; “Wanodya ayu kuru aking”.
tumrap ing cakepan tembang, kena; “Wanodya yu kuru aking”
Dalam kutipan lirik tembang di atas terdapat tembung pluta dari kata “ayu.” Hal ini dikarenakan pada gatra atau kalimat tersebut, memiliki guru wilangan tetap yakni sebanyak 8 suku kata. Maka pada kata “ayu” diringkas menjadi “yu,” agar menghasilkan ketukan yang sesuai.
Tembung pluta juga bisa ditemui dalam kalimat pernyataan. Misalnya “Aku weruh koe ing pasar wingi sore” diringkas menjadi “Aku wruh koe ing pasar wingi sore.” Contoh lainnya yaitu pada kalimat “Wingi sing teka ana wong sewidak” diringkas menjadi “Wingi sing teka ana wong swidak.”
Bahasa Jawa kaya akan budaya dan tradisi, salah satunya berbagai jenis muatan lokal tembung yang dimiliki. Kekhasan ini harus terus dilestarikan, dengan cara mempelajarinya. Agar keberadaanya tetap terjaga dan dapat diturunkan ke generasi yang akan datang.