Bagi kamu yang sering bepergian menggunakan kereta api ke Kota Solo, pasti tak asing lagi dengan stasiun yang satu ini. Stasiun tersebut adalah Stasiun Balapan, yang lokasinya berada di Jalan Wolter Monginsidi Nomor 112, Kestalan, Banjarsari. Stasiun Balapan digunakan sebagai stasiun induk yang terletak di tengah-tengah Stasiun Purwosari dan Stasiun Jebres. Keberadaanya tepar di tepi sebelah timur-selatan Kali Pepe yang membelah Kota Solo.

Bangunan ini merupakan stasiun terbesar dan bangunan bersejarah di Kota Solo. Dahulu, Stasiun Balapan dirancang oleh seorang arsitek Belanda, bernama Thomas Karsten. Struktur bangunan dengan gaya kolonial, didirikan dan berfungsi sebagai stasiun kereta api. Desain atap yang dipilih yaitu “teritisan bersusun.” Model ini dipilih dengan memperhatikan karakter iklim tropis. Tujuannya agar ruangan dapat memperoleh udara yang pencahayaan dengan baik.  

Stasiun yang didirikan oleh perusahaan kereta api swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) ini bersamaan dengan adanya pembangunan jalur kereta api Kedungjati-Solo sepanjang 74 kilometer dengan lebar jalur 1.435 milimeter. Diketahui bahwa Stasiun Solo Balapan dibangun berdekatan dengan lokasi pacuan kuda yang digunakan untuk Balapan. Namun, tempat pacuan kuda tersebut sudah tidak ada, dan namanya masih tersemat dalam Stasiun Solo Balapan.

Pada tanggal 10 Februari 1870, diadakan peresmian Stasiun Solo Balapan. Karena keberadaannya sebagai stasiun legendaris, kini Stasiun Solo Balapan telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta Nomor 646/1- R/1/2013 tahun 2013 dan terdaftar di Registrasi Nasional Cagar Budaya dengan nomor RNCB.20160908.02.001258.

Adanya pembangunan Stasiun Solo Balapan mampu menghubungkan wilayah satu dengan wilayah lainnya. Sehingga, masyarakat dapat dengan mudah jika ingin bepergian ke suatu wilayah.