Bulan Mei lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan pelonggaran pemakaian masker di ruang terbuka. Kebijakan tersebut diambil dengan memperhatikan kondisi penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia yang saat itu makin terkendali. Belum berjalan 3 bulan, kebijakan pemakaian masker di ruang terbuka diberlakukan kembali karena adanya varian terbaru Covid BA.4 dan BA.5. Lantas, apakah varian baru lebih berbahaya dengan varian Covid yang pernah ada sebelumnya?
Varian BA.4 dan BA.5 merupakan mutasi Corona terbaru yang saat ini masih dipantau WHO. Varian ini diketahui muncul di Afrika Selatan dan Eropa. Di Indonesia sendiri subvarian baru ini muncul ketika kasus positif omicron sudah mulai menurun dan setelah diberlakukannya kebijakan pelonggaran memakai masker di ruang terbuka.
WHO menyebutkan bahwa varian BA.5 dan BA.4 tidak lebih parah atau lebih menular dibandingkan subvarian sebelumnya. Walaupun demikian, Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan memperingatkan bahwa, saat virus corona terus mutasi maka tidak bisa diabaikan. Pasalnya, mutasi tersebut masih berpotensi meningkatkan kasus infeksi.
Meski begitu, perlu adanya pemahaman dari segenap warga masyarakat terhadap apa saja tanda-tanda seseorang terkena Omicron BA.4 dan BA.5 agar tepat dan cepat dalam penanganannya. Gejala yang paling umum, yaitu
- Demam
- Batuk
- Kelelahan
- Hilangnya rasa atau bau
Gejala lain penderita Omicron BA.4 dan BA.5 yang mungkin timbul, antara lain
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Sakit dan nyeri
- Diare
- Ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki
- Mata merah atau iritasi
Para ahli mengklaim vaksin booster dapat menghindarkan diri dari gejala serius hingga 74%. Dari hal tersebut, pemerintah menghimbau masyarakat bisa patuh dengan segala kebijakan yang ada dan mendukung adanya program vaksin booster yang dilaksanakan pemerintah.
