Kasus cacar monyet atau monkeypox akhir-akhir ini meningkat di beberapa negara. Hal ini menjadi kondisi darurat global dan membuat masyarakat Indonesia harus turut waspada. Walau begitu, pengobatan untuk penyakit ini masih terbatas dalam tahap pengembangan. Pengobatan yang dilakukan saat ini terhadap pasien penderita monkeypox bisa dibilang lebih bersifat simptomatis dan suportif.
Saat ini, penggunaan vaksin untuk virus cacar monyet, di negara Amerika dan Rusia menggunakan dua jenis vaksin, yaitu Jynneos (Imvamune atau Imvanex) dan ACAM2000. Namun, sebenarnya kedua vaksin tersebut tidak dikhususkan untuk mencegah cacar monyet, melainkan cacar air. Sebelumnya vaksin ini sudah dilakukan penelitian untuk mengukur efektivitasnya mencegah cacar monyet. Vaksin ini hanya diberikan kepada kelompok rentan dan sangat berisiko terinfeksi.
Sedangkan, di Indonesia, kedua vaksin tersebut terkendala persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ketua BPOM, Penny K Lukito, memberikan statement bahwa tidak menutup kemungkinan izin cacar monyet atau monkeypox bisa diberikan. Terutama, apabila ada industri farmasi yang berkenan mendaftarkan vaksin monkeypox. BPOM terbuka untuk mengevaluasi dan memberikan izin edar penggunaan vaksin monkeypox yang saat ini belum tersedia.
Dalam pencegahan virus monkeypox, hal terpenting yang harus dilakukan adalah perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, hindari orang terkonfirmasi suspek maupun hewan yang berpotensi menularkan. Tak hanya itu, barang-barang yang digunakan penderita juga dapat menyebarkan virus ini, maka perlu untuk menghindarinya.
Lakukan juga berbagai kebiasaan yang positif seperti kebiasaan mencuci tangan, memakai masker dengan baik, juga menghindari kerumunan, bisa dilakukan sebagai pencegahan monkeypox maupun penyakit lain.