Pemerintah Kota Surakarta
Makna Simbolis dalam Tari Bondan
  September 23, 2022 12:30

Kota Solo mempunyai beragam budaya dan tradisi yang menarik untuk dikulik. Salah satunya adalah tarian, yang merupakan gabungan dari gerak dan irama dalam suatu sajian pertunjukkan. Masing-masing tarian memiliki nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Seperti pada tari bondan, melambangkan kasih sayang ibu kepada anaknya. 

Tari bondan memiliki ciri khas yang dianggap unik dari jenis tarian lainnya. Biasanya tarian ini dibawakan dengan tambahan properti pendukung, misalnya boneka, payung, maupun kendhi. Penggunaan properti bertujuan agar pesan yang disampaikan dari tarian ini lebih mudah diterima oleh penonton. 

Tari bondan ada dan berkembang di Kota Solo sejak lama. Pada zaman Kerajaan Mataram Lama, tarian ini menjadi tarian wajib bagi para kembang desa. Di samping itu, sajian tari bondan, digunakan sebagai ajang untuk menunjukkan jati diri seorang wanita Jawa yang cantik, lemah lembut, anggun, dan tetap memiliki jiwa keibuan. 

Adapun tari bondan terbagi dalam tiga jenis, yakni tari bondan cindogo, tari bondan mardisiwi dan juga tari bondan pegunungan atau tari bondan tani. Yangmana tiap-tiap jenis tarian memiliki nilai filosofis yang berbeda. Tari bondan cindogo mengandung makna sebuah bentuk rasa cinta sosok ibu kepada anaknya. Akan tetapi, anak kesayangannya telah meninggal dunia. Atau bisa dikatakan juga untuk jenis tari bondan cindogo ini lebih bernuansa sedih. 

Sementara, tari bondan mardisiwi bertolak belakang dengan tari bondan cindogo. Tarian ini dibawakan dengan perasaan riang gembira. Sebab, pesan yang ingin disampaikan dalam jenis tarian ini adalah kegembiraan serta kebahagiaan seorang ibu karena baru melahirkan dan dikaruniai anak. 

Sedangkan, untuk tari bondan pegunungan atau bondan tani menceritakan tentang peran seorang ibu dalam kehidupan berumah tangga. Seperti mengurus dan merawat anaknya hingga membantu sang suami yang bekerja di sawah. Untuk lebih menjiwai, penari akan mengenakan pakaian layaknya petani, lengkap dengan perlengkapannya dalam membawakan tari bondan tani.

Gerakan yang ditarikan dalam tari bondan mewakili keseharian seorang ibu. Dengan begitu, diperlukan keluwesan penari untuk bisa menyampaikan gerakan tersebut agar terlihat lebih natural dan enak dipandang. Terutama ketika menari di atas kendhi, harus memiliki keseimbangan yang baik. 

Melihat keunikan yang tersirat dalam tari bondan, kita wajib untuk melestarikannya. Agar keberadaan pertunjukkan tari bondan tetap terus ada. Hal ini bisa dilakukan dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah. Apabila ini menjadi kegiatan yang rutin, maka akan menumbuhkan rasa cinta sejak dini terhadap budaya dan tradisi, khususnya tarian. 

 

Agnia Primasasti
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

169

Visitors today

152

Visits total

505,424

Visitors total

401,162

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta