Perintah Kota (Pemkot) Surakarta menjadikan Revitalisasi Kawasan Taman Balekambang sebagai salah satu prioritas dari 17 Titik Prioritas Pembangunan. Saat ini proyek pengerjaannya masih terus dilakukan. Alat berat excavator bersama para pekerja masih terlihat sibuk melakukan aktivitasnya.
Dilansir dari website Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pu.go.id, Kementerian PUPR telah memulai pekerjaan revitalisasi Kawasan Taman Balekambang yang berada di Jalan Ahmad Yani, Surakarta.
Revitalisasi ini akan mengembalikan fungsi awal Taman Balekambang seperti kebon rojo atau kebun raja yang elok, indah dan menawan. Taman peninggalan Puro Mangkunegaran ini, merupakan taman yang dibangun sebagai bentuk cinta dan kasih sayang KGPAA Mangkunegoro VII untuk kedua putrinya GRAy Partini dan GRAy Partinah.
Taman yang sangat adem dan indah tersebut juga pernah menjadi salah satu taman terbaik di Asia Tenggara. Keren ya, Kota Solo punya destinasi sejarah berupa taman yang sangat terkenal di dunia internasional. Maka revitalisasi yang dilakukan harus sangat hati-hati sehingga tetap bisa menjadi taman yang indah tanpa merusak lingkungan dan nilai-nilai sejarah.
Pada proses revitalisasi, pohon-pohon besar berusia tua juga masih tampak tumbuh kokoh. Ruang terbuka hijau makin dipercantik, sehingga masyarakat bisa bersosialisasi dan berwisata dengan nyaman. Proses pembangunan dilakukan dengan hati-hati, karena Taman Balekambang memiliki nilai histori bagi Kota Solo.
Model botanical garden, menjadi pilihan pada revitalisasi yang dilakukan di Taman Balekambang Solo. Sehingga pohon-pohon pelindung yang menjadi ciri taman tersebut adem dan asri, tetap dipertahankan. Pemakaian batu alam juga dijadikan pilihan untuk sentuhan-sentuhan pembatas. Maka nantinya Taman Balekambang ini menjadi Taman Ekologi Budaya Jawa, yang menggabungkan kelestarian alam dan kearifan lokal Solo.
Penataan ruang hijau menjadi bagian penting dalam revitalisasi Taman Balekambang. Di samping itu pembangunan gedung pertunjukan, yang selama ini biasa digunakan untuk pertunjukan Ketoprak Balekambang, juga menjadi bagian yang perlu dibenahi.
Satu spot yang juga menjadi perhatian adalah danau. Kementerian PUPR akan melakukan pengerukan danau. Danau besar yang sebelumnya untuk wisata pemancingan dan sepeda air, akan dikembalikan pada fungsi danau sebagaimana mestinya. Sebagaimana dilansir dari pu.go.id, sedimentasi yang sudah terjadi hingga puluhan tahun, akan dikeruk dan dibersihkan.
Pengunjung yang biasanya berinteraksi dengan berbagai satwa seperti rusa, masih tetap bisa melakukan interaksi, karena satwa-satwa yang ada menjadi bagian edukasi ke anak-anak. Pengunjung tetap bisa memberi makan satwa yang sudah menjadi sahabat pengunjung sejak lama bila berkunjung ke Taman Balekambang. Selain rusa, akan ada beberapa satwa lain yang ditambahkan seperti kelinci.
Beberapa pengerjaan revitalisasi Taman Balekambang yang memiliki nilai sejarah tersebut di antaranya meliputi:
- Java Innovation Center
- Gedung Pertunjukan (Gedung Ketoprak)
- Wisma Seni Balekambang
- Pendopo Kedatangan
- Area Bale Tirtayasa
- Taman Gastronomi
- Flying Bridge (jembatan untuk pejalan kaki)
Taman Balekambang yang didirikan pada 26 Oktober 192, merupakan wujud kasih sayang Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro VII kepada kedua putrinya, GRAy Partini dan GRAy Partinah. Maka sejak awal, taman seluas 9,8 hektare ini dibagi menjadi dua, yaitu Partini Tuin (Kebun atau Taman Partini) dan Partinah Bosch (Hutan Partinah).
Sebelum dibuka untuk umum, taman ini dahulu hanya dipergunakan untuk keluarga Puro Mangkunegaran saja. Nama Balekambang, konon berasal dari sebuah balai atau tempat yang berada di Partini Tuin. Balai atau tempat untuk beristirahat tersebut disebut Bale Apung, karena berdekatan dengan kolam besar, sehingga dari kejauhan terlihat seperti mengambang. Maka seiring waktu, banyak yang menyebut Balekambang atau Taman Balekambang.
Warga Solo kelak akan memiliki satu kebanggan lagi, karena Taman Balekambang makin bersolek dan tambah cantik. Dolan nang Solo ancen nyenengke Lur…
