Pemerintah Kota Surakarta
SDN Bormantakan No. 56 di Ngarsopuro, Jejak Panjang Geliat Pendidikan di Masa Perjuangan. Ada Asrama Khusus Siswi Putri hingga Kisah Guru dan Muridnya Ikut Perang
  May 8, 2023 11:15

Tampak dari depan, bentuk bangunan sekolah yang satu ini memang cukup unik. Sekolah ini berada di Jalan Diponegoro, Ngarsopuro atau tepatnya di depan Pasar Antik Triwindu, Ngarsopuro, Solo. Disebut unik, karena dari depan tampak relief kepala buto (raksasa) yang sangat menonjol.

 

Sekolah ini adalah SDN Bromantakan No. 56. Gedung sekolah SDN Bromantakan sebelumnya adalah SMPN 5 Surakarta, yang kini sudah pindah di daerah Jalan Ringroad, Mojosongo, Solo. Pemindahan SMPN 5 ke wilayah Mojosongo dilakukan untuk pemerataan pendidikan serta terkait kebijakan zonasi. Gedung tua yang pernah dipergunakan untuk SMPN 5 Surakarta itu, juga diperkuat dengan prasasti pemugaran tertanggal 24-04-1987, yang terukir di halaman depan.

 

Bangunan yang kini ditempati untuk kegiatan belajar mengajar SDN Bromantakan tersebut, tak pernah lepas dari peran Puro Mangkunegaran. Dalam catatan website resmi Puro Mangkunegaran, puromangkunegaran.com, tertulis, bila sekolah tersebut pernah menjadi Sekolah Putri Menengah yang didirikan oleh Mangkunegara VII.

 

Mangkunegara VII memiliki andil cukup besar dalam kemajuan pendidikan perempuan. Keberpihakkannya terhadap kaum perempuan diwujudkan membangun sekolah dan asrama khusus putri. Sebagai penggagas Sekolah Menengah Putri dan Asrama Putri, maka Mangkunegara VII segera mencari tanah yang sesuai. Diperolehlah sebidang tanah Ndalem (rumah) Pangeran Natadingratan seluas sekitar 7.500 meter persegi. Pada tahun 1917 dimulailah pembangunan. Sekolah Menengah Putri serta diresmikan pada tanggal 1 Juli 1927 oleh Gusti Kanjeng Ratu Timur (permaisuri Mangkunegara VII) bersama Mangkunegara VII.

 

Bersamaan dengan peresmian Sekolah Menengah Putri yang bernama Van Deventer School (untuk usia 12-15 tahun) oleh Gusti Kanjeng Ratu Timur dan Mangkunegara VII, ikut pula diresmikannya HIS Siswa, yang kemudian menjadi SMPN 5. Mangkunegara VII memiliki visi mencerdaskan bangsa sehingga beliau banyak membangun sekolah,  terutama sekolah dasar.

 

Dalam perkembangannya, areal yang begitu luas, yang dipergunakan untuk Sekolah Menengah Putri dan Asrama Putri tersebut, dimanfaatkan untuk berdirinya 3 sekolah, masing-masing SMPN 5, SMPN 3 dan SMPN 10 Surakarta. Kini SMPN 5 berpindah ke kawasan Jalan Ringroad Mojosongo dan SMPN 3 pindah ke Jalan Matoa Raya, Karangasem, Solo. Hanya SMPN 10 yang masih berada di areal kompleks bekas Sekolah Menengah Putri tersebut.

 

Kini eks SMPN 5 tersebut ditempati SDN Bromonatakan No.56 Surakarta. Sekolah yang berada di depan atau sisi selatan Puro Mangkunegaran, dahulu merupakan Sekolah Menengah Putri yang mencetak para siswi dengan bekal pengetahuan dan keterampilan. Tidak hanya pelajaran berhitung, membaca dan menulis, namun juga diajarkan seni karawitan, menari dan menyanyi. Bahkan Gusti Kanjeng Ratu Timur juga turut melatih menari para siswi di Pendopo Agung Mangkunegaran. Pelajaran yang terkait karakter ketimuran dan budaya Jawa terus didekatkan dan diajarkan kepada para siswi yang semakin tahun semakin bertambah jumlahnya.

 

Info yang dilansir dari website resmi Puro Mangkunegoro, keberadaan SMPN 5 dan SMPN 3 lebih dahulu berdiri, kemudian menyusul berdiri SMPN 10 sebagai pengembangan dari SMPN 3.

 

Tertulis dalam prasasti Bangunan Cagar Budaya yang ada di halaman depan, bahwa sejak tahun 2019, bangunan SMPN 5 Surakarta telah ditetapkan Pemerintah Kota Surakarta sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB).

 

Di sekolah yang saat ini ditempati SDN Bromantakan tersebut, memiliki sejarah panjang pendidikan dan perjuangan. Mengutip situs smpn5surakarta.sch.id disebutkan, diawali dari sekelompok mahasiswa Universitas Gajah Mada yang ada di Surakarta, mencoba mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 1945 di Kauman, Surakarta. Tahun 1948 terjadi perang class ke-2, sekolah tersebut berhenti karena guru dan siswanya ikut berperang.

 

Setelah melewati masa berpindah-pindah tempat karena menyesuaikan pada waktu era perjuangan, hingga tahun 1952, sekolah tersebut mendapatkan tempat di depan Puro Mangkunegaran. Meskipun sudah tidak ditempati sebagai SMPN 5 Surakarta dan berganti ditempati oleh SDN Bromantakan, namun bangunan tersebut masih terawat. Pintu-pintu dan jendela-jendela dengan ukuran besar, berbahan kayu jati, masih terlihat utuh, khas bangunan Belanda. Warga memang kerap menyebutnya sekolah buto, namun dibalik relief buto tersebut, berdiri bangunan yang menyimpan sejarah panjang pendidikan di Kota Solo.

 

Memang banyak fakta menarik bila menelisik situs-situs sekolah yang menjadi pioner pendidikan di Kota Solo. Tertarik untuk menjelajahi sejarah pendidikan di Kota Solo, cobalah kalian datangi tempat-tempat tersebut. Kalian sekaligus bisa menjadikannya sebagai konten untuk sosial media kalian.

Agnia Primasasti
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

0

Visitors today

0

Visits total

425,221

Visitors total

330,603

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta