Pemerintah Kota Surakarta
Fakta-fakta Menarik Bandar Semanggi. Dulu Pernah Menjadi Dermaga Besar Tempat Bersandarnya Kapal Kyai Rajamala
  May 26, 2023 10:15

Tidak dipungkiri bahwa fakta Solo pada zaman dulu, merupakan wilayah perairan yang sangat terkenal. Sungai Bengawan Solo yang menjadi induk dari anak-anak sungai di wilayah pedalaman Solo, menjadi jalur transportasi air yang sangat vital. Perdagangan tumbuh dengan pesat, karena hadirnya kapal-kapal besar yang berlabuh di bandar atau pelabuhan besar di tepi Bengawan Solo.

 

Kapal-kapal besar yang membawa berbagai komoditas dari beberapa wilayah kerajaan di Jawa Timur, diangkut oleh perahu-perahu kecil yang melintas di banyak anak sungai, seperti kali Pepe, Kali Jenes dan lain sebagainya. Salah satu bandar atau dermaga besar yang pernah dimiliki adalah Bandar Semanggi, yang berada di Kampung Semanggi. Letaknya memang persis berada di pinggir Bengawan Solo.

 

Jejak Bandar Semanggi memang sudah tidak bisa dilihat. Tidak ada bangunan sedikit pun yang memperlihatkan sisa bandar besar tersebut dibangun. Namun, perkiraan titik pelabuhan besar itu, kini bisa dilihat di Kampung Semanggi. Oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta, jejak tersebut dibangun sebuah taman yang dilengkapi semacam replika kapal yang diberi nama Bandar Semanggi.

 

Taman Bandar Semanggi yang kini dibangun oleh Pemkot Surakarta berada di bawah Jembatan Kyai Mojo, Pasar Kliwon, Solo. Konon sebelum berubah nama menjadi Bengawan Solo, sungai tersebut dikenal sebagai Bengawan Semanggi dan pernah dibangun sebuah dermaga bernama Bandar Semanggi. Bengawan Semanggi menjadi jalur sungai yang cukup sibuk sebagai perlintasan kapal-kapal besar yang membawa berbagai komoditas, seperti garam, ikan dan lain sebagainya dari Kerajaan Mojopahit di Jawa Timur.

 

Kapal-kapal besar tersebut berlabuh di Bandar Semanggi dan Bandar Nusupan. Bandar Nusupan secara geografis letaknya masuk wilayah Kadokan, Grogol, Sukoharjo. Bandar Nusupan, letaknya tak jauh dari Bandar Semanggi dan berada di Belakang RSUD Bung Karno, Semanggi. Bagi warga asli di kawasan Nusupan, ada beberapa warga yang sempat menyaksikan tonggak-tongak kapal dari kayu jati masih terpasang di sekitar pinggir sungai. Tonggak-tonggak kayu tersebut dipercaya sebagai pengikat kapal bila berlabuh di Bandar Nusupan. Namun tonggak-tonggak kayu itu sudah tidak terlihat lagi, disebabkan oleh usia dan terbawa arus sungai.

 

Tak hanya kapal-kapal dagang, namun kapal-kapal pasukan kerajaan juga berlabuh di Bandar Semanggi yang berada di Desa Semanggi. Oleh masyarakat setempat, kala itu Bandar Semanggi mempunyai sebutan nama lain yaitu Waluyu. Waluyu sendiri dimaknai sebagai penambangan (penyeberangan di bandar) paling hulu. Kesibukan sebagai jalur perdagangan di Bandar Semanggi diperkirakan sudah ada sejak abad XIII atau XIV. Pelayaran sungai menjadi pilihan paling utama kala itu untuk mengembangkan jalur perdagangan ke berbagai wilayah, termasuk Jawa Timur.

 

Bandar Semanggi disebut dalam sejarah, merupakan bandar yang ke-44 atau yang terakhir, bila dihitung dari muara bengawan di Ujung Galuh (Gresik), Jawa timur. Maka, Bandar Semanggi termasuk jalur padat tempat hilir mudik kapal-kapal besar yang menjadi urat nadi perekonomian dari Jawa Timur menuju Jawa Tengah.

 

Di Bandar Semanggi dahulu sebagai saksi kejayaan maritim yang pernah dimiliki Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Raja-raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pernah berlayar dengan Kapal Kyai Rajamala hingga ke Madura dan banyak wilayah lain. Bahkan Bupati Madura juga pernah melakukan kunjungan ke Keraton Surakarta Hadiningrat dan berlabuh di Bandar Semanggi. Tak hanya Kapal Kyai Rajamala yang pernah bersandar di Bandar Semanggi. Namun kapal-kapal kecil seperti Kyai Sekonyar Rarasati, Kyai Bintang Timur, Nyai Wilutama dan lainnya pernah bersandar di Bandar Semanggi.

 

Bandar Semanggi digunakan untuk sarana transportasi dengan berbagai kepentingan. Tidak hanya kepentingan perekonomian, namun juga sosial dan diplomasi politik. Utusan-utusan penting raja dari berbagai kerajaan, sering berlabuh di Bandar Semanggi untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

 

Lokasi yang diperkirakan pernah menjadi Bandar Semanggi, oleh Pemkot Surakarta dibangun taman Bandar Semanggi. Letaknya menyatu dengan Semanggi Kampung Harmoni. Sebuah replika kapal sengaja dibangun, guna menjadi pengingat bahwa di tempat tersebut pernah ada sebuah dermaga besar yang menjadi tempat bersandarnya kapal-kapal besar di Bengawan Semanggi atau Bengawan Solo.

 

Warga setempat memanfaatkan taman tersebut untuk bermain anak-anak dan bersosialisasi. Beberapa papan informasi yang menceritakan sekilas tentang Bandar Semanggi juga terpasang di areal tersebut. Guna mengenang peristiwa sejarah, di tempat itu diabadikan nama jalan Gang Kyai Rajamala dan Gang Waluyo di Semanggi Kampung Harmoni.

 

Bangga rasanya, bahwa Kota Solo pernah memiliki bandar besar yang cukup berpengaruh sejak abad XIII hingga XVIII. Solo memang tak pernah habis akan kisah-kisah sejarah yang melatarbelakanginya. Mungkin kalian bisa memanfaatkan kisah-kisah menarik lainnya bila berkunjung ke Bandar Semanggi. Kalau sudah memiliki konten yang menarik tentang Bandar Semanggi, unggalah di sosial mediamu, supaya Solo makin dikenal banyak orang dan menjadi destinasi wisata yang menarik.

Agnia Primasasti
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

29

Visitors today

20

Visits total

425,354

Visitors total

330,683

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta