Pemerintah Kota Surakarta
Imlek di Solo Masuk Museum Rekor Indonesia
  March 2, 2016 00:23

Perayaan Tahun Baru Imlek di Kota Solo dari tahun ke tahun semakin ramai. Tak hanya sekadar beragam event yang menyertai, perayaan yang dipusatkan di seputaran kawasan Pasar Gede ini telah menjadi ikon wisata baru. Perayaan Tahun Baru Imlek juga semakin mencerminkan Kota Solo merupakan kota yang menjunjung tinggi kebhinekaan, terutama dalam hal budaya.

Bagi sebagian warga, Tahun Baru Imlek menjadi moment yang selalu dinantikan.  Koridor Jalan Sudirman,  yang berhias dengan ribuan lampu lampion, menjadi tempat favorit.  Demikian juga dengan 12 boneka berkarakter shio, adalah lokasi yang paling disenangi. Buat apa lagi kalau bukan untuk berfoto selfie. Tentu saja masih banyak tempat “pacinan” yang menarik sebagai latar belakang untuk foto mejeng.

“Imlek memang sudah menjadi miliki kita semua, bukan hanya orang Tionghoa saja. Siapapun boleh bergabung, tidak hanya memeriahkan tetapi terlibat di dalamnya,” kata Sumartono Hadinoto, penggagas Festival Imlek di Kota Solo.

Koridor Jendral Sudirman yang merupakan kawasan nol kilometer Kota Solo itu menjadi “venue” perayaan Imlek lantaran di sekitarnya aura “pacinan” sangat kuat.  Di belakang Pasar Gede, terdapat Kampung Balong, yang memiliki sejarah panjang mengenai komunitas Tionghoa. Dari Balong, lahir tradisi Grebeg Sudiro, sebuah event budaya akulturasi tradisi Jawa-Tionghoa.

Pada tahun ini, Grebeg Sudiro digelar Hari Minggu 31 Januari 2016. Grebeg Sudiro merupakan upacara yang menggabungkan unsur ritual tradisi Jawa, lengkap dengan gunungan yang dikirab. Bedanya, gunungan pada Grebeg Sudiro terbuat dari kue keranjang bukan hasil bumi seperti grebeg yang digelar kraton.  “Grebeg Sudiro menunjukkan tak ada lagi sekat antara warga Tionghoa dan Jawa,” kata Sumartono

Gunung dari kue keranjang tersebut juga menjadi rebutan oran yang menantikan prosesi Grebeg Sudiro. Berbagai jenis kesenian mulai dari barongsai, jatilan dan sebagainya turut menyertai kirab. Menariknya, pemain barongsai, liong, dan wushu yang tampil di panggung bukan etnis Tionghoa. Bahkan panitianya berasal dari berbagai organisasi sosial, lintas umur, agama, dan etnis.

Menyambung Grebeg Sudiro, mulai 1 Februari digelar Solo Imlek Festival (SIF) yang dipusatkan di Benteng Vastenburg.  Festival sepekan penuh itu memiliki rangkaian acara yang panjang, Ada pertunjukan wayang golek dengan judul Cepot Ber-Imlek-an di Kota Solo  ada pasar malam hingga pesta kembang api. Wal hasil, Kota Solo benar-benar menjadi magnet wisatawan lokal. Ribuan orang tumpah ruah di malam penutupan SIF pada malam Imlek.

Perayaan Imlek 2567 dicatat ke dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). MURI menyatakan kaligrafi huruf  Cina atau shufa di atas lembaran kertas sepanjang 500 meter sebagai kaligrafi terpanjang pernah ada. Sebelumnya, Rekor MURI Shufa hanya 271 meter. Ratusan orang terlibat dalam penulisan kaligrafi tersebut, mulai dari siswa sekolah dasar hingga masyarakat umum.

Di malam itu, Pemerintah Kota Surakarta terpaksa menutup akses kendaraan yang melewati koridor Jendral Sudirman. Sejauh mata memandang adalah kerumunan massa yang “bersenjatakan” tongsis, atau ponsel berkamera. Tak jarang dari mereka juga melengkapi diri dengan kamera profesional  untuk mengabadikan kemeriahan Imlek di Solo.

Mengiringi terbangnya lampion warna-warni ke angkasa, terdengar suara gemuruh lagu Indonesia Pusaka. Lantunan tembang ini membuat bulu kuduk berdiri. //Di sana tempat lahir beta/Dibuai dibesarkan bunda/Tempat berlindung di hari tua/Tempat akhir menutup mata//

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

2

Visitors today

1

Visits total

424,962

Visitors total

330,423

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta