Pemerintah Kota Surakarta
Wajah Baru Pasar Klewer
  April 22, 2017 18:19

Raut cerah ceria terpancar dari muka-muka pedagang Pasar Klewer pagi itu. Jum’at Legi, 21 April 2017 menjadi hari yang ditunggu-tunggu. Setelah sekitar dua tahun mengais rezeki tengah alun-alun yang disulap menjadi pasar sementara, hari itu akhirnya mereka kembali menempati tempat usahanya di Pasar Klewer. Kedatangan Presiden Joko Widodo, untuk meresmikan pusat perdagangan sandang terbesar di Jawa Tengah makin membuat mereka girang.

Apalagi ketika mendengar pesan-pesan Wali Kota Surakarta periode 2005-2012 itu, mereka yang hadir di Klewer kian bahagia. Menurut Presiden Jokowi, ciri khas dan keunggulan Pasar Klewer sebagai pasar tradisional harus dijaga agar tidak kalah dari mal atau pasar modern. ”Pasar Klewer tidak boleh kalah dengan mal-mal besar. Pasar Klewer harus menjadi pasar tradisional yang modern, aman, pembeli datang merasa aman, tidak ada yang kecopetan dan nyaman,” kata Presiden.

Tak hanya memberikan pesan, Presiden Jokowi pun mengajak mereka yang hadir utamanya rombongan yang mengiringi turut berbelanja di pasar merupakan salah satu ikon Kota Surakarta ini. “Ayo silakan belanja di Klewer, yang punya duitnya banyak, silakan belanja. Sudah jauh-jauh datang, kok tidak belanja,” katanya. Seusai seremonial, rombongan presiden benar-benar melaksanakan himbauan itu dengan memborong berbagai barang dagangan yang tertata rapi di sana.

Bangunan Pasar Klewer pasca revitalisasi setelah terbakar memang membanggakan. Pasar ini menyediakan 1.994 kios di tiga lantai, dengan berbagai fasilitas layaknya pusat perbelanjaan modern seperti tangga berjalan (eskalator) dan lift. Fasilitas tersebut dipasang di bangunan pasar baru tersebut untuk memudahkan para pengunjung dan pedagang melakukan transaksi di pasar tersebut. Pengelola pasar pun memisah penggunaan lift yang khusus barang dengan lift yang digunakan untuk pengunjung.

Pasar Klewer juga memiliki lantai khusus untuk parkir dan bongkar muat di basement. Tak hanya itu, bahkan toilet pun dibuat seperti toilet di mall-mall besar.  “Tolong dirawat, jangan satu dua tahun lagi jadi kotor dan pembeli tidak mau datang,” kata Presiden Jokowi mengingatkan kepada semua pihak.

Sejak berdiri tahun 1971, Pasar Klewer boleh dibilang jantung perkonomian Kota Surakarta, bahkan Provinsi Jawa Tengah. Ribuan orang menggantungkan penghidupannya di pasar yang letaknya berdekatan dengan komplek Keraton Surakarta ini. Dari Pasar Klewer, “darah-darah ekonomi” dipompa ke segala penjuru dan lapisan masyarakat. Puluhan miliaran rupiah uang yang berputar. “Manajemen harus diperbaiki. Nama kios dibikin yang teratur dan rapi, kabel ditata jangan semrawut seperti dulu. Sehingga Pasar Klewer ke depan patut dibanggakan,” pinta presiden.

Pembangunan Pasar Klewer dilaksanakan secara bertahap dengan total anggaran sebesar Rp157,8 miliar. Pada 2015, pasar kebanggaan warga Surakarta ini mendapat alokasi APBN melalui dana Tugas Pembantuan sebesar Rp61,8 miliar untuk pembangunan basement dan lantai 1. Selanjutnya pada tahun anggaran 2016, Pasar Klewer mendapat alokasi Rp 96 miliar untuk pembangunan struktur lanjutan dan finishing empat lantai, yaitu basement, semi basement, lantai 1, dan lantai 2.

Menteri Pedagangan Enggartiasto Lukita yang turut hadir dalam peresmian Pasar Klewer menegaskan dengan bangunan yang megah, nyaman dan aman baik bagi pedagang dan pembeli, tetapi ciri khasnya sebagai pasar rakyat dengan tradisi tawar-menawar juga tidak boleh hilang. Pengelolaan pasar tradisional secara modern bukan dengan menghilangkan ciri khas tersebut. Pengelolaan secara modern lebih pada menyangkut manajemen.

Upaya Pemerintah Kota Surakarta untuk mengelola pasar tradisional dengan manajemen modern mulai dilakukan. Salah satunya adalah penerapan e-rtribusi. Penggunaan e-retribusi tersebut dinilainya sebagai sebuah refleksi niat untuk menegakkan transparansi dalam pengelolaan pasar ini. Sebab, pedagang bisa mengetahui berapa yang sudah dibayarkan dan kapan pembayarannya. Dengan demikian pengelola pasar juga dituntut untuk transparan mengenai apa saja pelayanan dan bagaimana kualitas layanan yang diberikan. “Tidak ada lagi pasar yang retribusinya jalan terus tapi kotor dan tidak nyaman. Transparansi menuntut kedua belah pihak untuk mematuhi peraturan yang berlaku,” ujar Enggar.

Selain e-retribusi, pedagang Pasar Klewer nantinya juga akan diikutkan ke dalam program BPJS Ketenagakerjaan. Itu berarti, pedagang pasar tradisional tidak lagi pekerja informal tetapi pekerja di sektor formal yang diakui telah memberi kontribusi nyata bari perekonomian regional dan nasional. Pedagang Pasar Klewer juga wajib memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). “Ke depan, NPWP dan BPJS Ketenagakerjaan akan menjadi standar layanan pemerintah kepada pedagang di pasar-pasar rakyat,” ujar Menteri Enggarsito.

Wali Kota FX Hadi Rudyatmo, mendukung penuh pemakaian sistem retribusi elektronik pada pasar tradisional. Dikatakannya, seperti pasar tradisional lain di Kota Surakarta yang sudah menggunakan e-retribusi, Pasar Klewer juga akan memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut. “Pembayaran retribusi sudah tidak lagi dengan pungutan tunai, tetapi lewat rekening. Kartu untuk pedagang dari bank yang ditunjuk pemerintah dan mesinnya juga sudah kita siapkan,” ujarnya. (***)

 

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

2

Visitors today

1

Visits total

424,962

Visitors total

330,423

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta