Sejumlah peserta Kirab Budaya Tirtonadi berlenggak lenggok dengan aneka kostum kreasi tokoh wayang ala Solo Batik Carnival, sabtu (15/7/2017). Tak ketinggalan alunan kethuk kempyang mengiringi langkah demi langkah peserta kirab.
Ada peserta dengan kostum bertema keris setinggi empat meter. Ada pula yang mengenakan pakaian sederhana, jarikan dengan atasan kebaya dan bermahkotakan caping. Bagi warga RW 15 Kelurahan Gilingan, kirab ini merupakan wujud guyub rukun, terlebih kirab ditutup dengan bancakan ketupat.
Rini, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Gilingan menjelaskan peserta kirab terdiri dari 21 RW dan paguyuban di Terminal Tirtonadi. Menurutnya, alunan gamelan, kostum wayang, dan kostum dengan tema ikon keris yang diusung menunjukkan potensi budaya yang ada di Kelurahan Gilingan.
Sementara itu, ketupat tidak dapat ditinggalkan dari Kirab Budaya Tirtonadi karena juga untuk memperingati 1 Syawal. Secara filosofis kupat (ketupat) berati ngaku lepat (mengaku salah) sehingga ada tradisi saling memaafkan. Setiap kelompok RW membawa gunungan kupat. Setelah kirab nanti ada acara pasowanan atau diserahkan kepada Pak Lurah di pendapa. Setalah didoakan kupat-nya langsung buat bancakan.
Rute kirab dimulai dari Terminal Tirtonadi, para peserta jalan ke timur, berjalan tepat di bawah sky bridge menuju Jalan Kutilang. Setelah itu menuju Kampung Cinderejo dan menuju Jalan Bido I, kemudian menuju Jalan Setiabudi lalu ke arah barat hingga kantor Kelurahan Gilingan
Kirab Budaya Tirtonadi, Wujud Guyub Rukun Warga Gilingan
July 15, 2017 16:18
novita rusdiyana
[yarpp]