Pemerintah Kota Surakarta
107 Tahun WO Sriwedari
  July 9, 2017 14:42

Gedung Wayang Orang Sriwedari, malam itu penuh sesak. Tak ada satupun dari 800 kursi penonton yang lowong. Bahkan sebagian terlihat lesehan di lorong. Mereka berjubel seolah takut tidak dapat menyaksikan lagi pagelaran wayang orang. Kontras dengan hari-hari sebelumnya, di tempat yang sama dengan pertunjukkan yang sama, suasananya teramat lengang.

Jum’at (7/7/2017) dan Sabtu (8/7/2017) lalu memang hari yang istimewa bagi Wayang Orang Sriwedari. Kelompok seni tradisi ini tengah berulang tahun dengan menyajikan pementasan istimewa bagi penggemar wayang. Meski  hanya selama dua malam, pamor Wayang Orang Sriwedari seolah kembali, atau paling tidak mereka masih ada dan akan tetap ada.

Usianya yang telah mencapai 107 tahun, menjadi bukti ketangguhan mereka untuk tetap bertahan dari gempuran gemerlapnya dunia hiburan yang serba instan. Di tengah kesepian lantaranya sedikitnya penonton saban harinya, WO Sriwedari tetap mampu eksis. Bahkan lebih dari itu. Dua malam berturut-turut, dengan mengambil lakon  Ismaya Kridha dan Gondhang Jagad Gondhang Dewa atau Srikandhi Larasati Kembar”, WO Sriwedari juga ingin membuktikan jika umur mereka masih panjang dengan tampilnya pemain-pemain wayang orang yang masih berusia muda.

Puluhan seniman muda ini, berkolaborasi dengan para pemain wayang lintas generasi. Seniman-seniman wayang dari berbagai daerah seperti WO Ngesti Pandowo (Semarang), WO Bharata (Jakarta) dan RRI Surakarta juga terlibat dalam pementasan kolaboratif. Mereka juga berusaha membuat inovasi-inovasi agar pertunjukkan wayang yang selama ini dikeluhkan teramat monoton, agar dapat membuat pengunjung betah.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Kota Surakarta, Sis Ismiyati, dua lakon dari WO Sriwedari bukan lah sekadar sebagai suguhan istimewa di HUT Ke-107, tetapi juga sebagai jawaban atas kekhawatiran masyarakat mengenai kelestarian kesenian yang memadukan tari, vokal, sastra, seni rupa, hingga karawitan. “Kami tunjukkan regenerasi seniman wayang orang tetap berjalan,” katanya.

Koordinator WO Sriwedari, Agus Prasetyo mengaku belakangan ini trend penonton wayang orang mulai naik. Walau diakui jika dibandingkan pada masa-masa kejayaan, masih jauh. Namun dengan berbagai inovasi pementasan dan regenerasi pemain yang dilakukan, kursi penonton kini selalu terisi, apalagi di akhir pekan. “Sekarang ini 80 persen anak-anak muda, termuda sekitar 21 tahun dan yang paling tua sekitar 53 tahun,” ujarnya.

Agus tak sedang membual jika ukurannya adalah jumlah karcis yang terjual, grafik penonton memang menanjak. Dengan tiket yang terbilang murah, hanya Rp 10 ribu untuk kursi VIP dan Rp 5 ribu untuk kursi balkon, dalam waktu lima bulan, WO Sriwedari sudah menyetor pendapatan sebesar Rp 109 juta pada tahun 2017 ini. Padahal, mereka hanya ditarget tidak lebih dari 160 juta dalam satu tahun. “Kita optimis target PAD tahun ini dapat tercapai bahkan terlampaui,” kata Ismiyati.

Wali Kota FX Hadi Rudyatmo yang malam itu turut menyaksikan pementasan WO Sriwedari memberikan apresiasi seluruh pemain Wayang Orang Sriwedari yang tanpa kenal lelah terus  melestarikan wayang.orang sekaligus memberikan hiburan kepada masyarakat. Dia berharap Wayang Orang Sriwedari tetap ada hingga puluhan generasi ke depan.

“Pemerintah Kota Surakarta sangat berterima kasih kepada generasi muda yang mau berkesenian di sini. Juga kepada yang sudah sepuh juga saya sampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dedikasinya nguri-uri kebudayaan Jawa hingga Wayang Orang ini kini berusia 107 tahun,” katanya. (***)

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

18

Visitors today

11

Visits total

425,521

Visitors total

330,775

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta