Salah satu produk unggulan di Kecamatan Serengan yakni pengrajin kok (shuttlecock). Ratusan Kepala Keluarga menggantungkan hidupnya dengan membuat kerajinan berbahan baku bulu ayam tersebut. Salah satu pengrajin kok yakni Pak yaya yang beralamatkan di Kelurahan Pringgolayan Kecamatan Serengan.
Yaya mengatakan, jumlah pengrajin kok (shuttlecock) kini mencapai 150 dari sebelumnya hanya puluhan. Produksi ‘shuttlecock’ dari sini terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan pasar. Menurut dia, industri “shuttlecock” di daerah tersebut sudah menjadi turun-temurun. Pihaknya mampu memproduksi kok antara 200-300 slop per hari. Harga per slop dijual antara Rp40 ribu hingga Rp65 ribu per slop tergantung kualitasnya.
Produksi kok miliknya banyak dikirim ke Delanggu, Ciamis, Solo, Semarang, dan wilayah pantai utara Jawa lainnya.
Proses produksi kok berawal dari bulu ayam yang dipotong dibentuk kemudian dicuci, serta dijemur. Bulu dipilih sesuai kualitasnya kemudian diluruskan dengan cara dipanasi. Lalu, bulu yang sudah lurus dipasang ke bogem, distel dan kemudian ditali. Kok setelah ditali berikan lem atau perekat, diberikan merek dan penyelesaian masuk ke pengepakan.