Pemerintah Kota Surakarta
Yang Unik dari Peresmian Pasar Klewer
  April 21, 2017 19:17

Dibukanya kembali Pasar Klewer setelah sekitar dua tahun tutup akibat kebakaran  akhir 2014, disambut dengan suka cita.  Sebagai ungkapan kegembiraan, para pedagang memiliki cara tersendiri. Bertepatan dengan peresmian oleh Presiden Joko Widodo, ratusan pedagang Pasar Klewer menggelar kirab laiknya prosesi adat tradisi yang selama ini dipelihara masyarakat Kota Surakarta.

Kirab perpindahan pedagang Pasar Klewer dari tempat mereka berjualan sementara di Alun-Alun Lor pun terbilang unik. Gunungan yang diarak bukan terbuat dari hasil bumi, melainkan dari barang dagangan pedagang. Yang paling menonjol dan mengundang perhatian, adalah gunungan yang dibuat dari susunan BH. Ya, BH alias bra, pakaian dalam wanita itu disusun setinggi sekitar 2 meter. Tentu semuanya BH yang dipakai itu masih terlihat baru karena masih ada label yang menempel. “Kami membuat dengan 960 buah bra berbagai ukuran,” kata Agung Prakoso, pemilik Toko Pakain Dalam “Agung BH, “.

Menurut Agung, dia sengaja membuat gunungan BH pada saat peresmian Pasar Klewer dengan tujuan sebagai bentuk rasa syukur atas selesainya pembangunan Pasar Klewer.  Agung mengaku, dirinya sejak awal usaha berada di pasar tersebut. “Kita ini dibesarkan dari Pasar Klewer sehingga sudah sewajarnya kita sangat bergembira dengan rampungnya pembangunan Pasar Klewer,” kata dia.

Sebagaimana gunungan dalam acara kirab atau grebeg yang diselenggarakan keraton, Gunungan BH pun dibagi-bagikan kepada masyarakat umum. Bedanya, tidak ada orang yang berebut, justru mereka memilih berselfi tatkala iring-iringan kirab gunungan BH berhenti di depan pasar. “Dibagikan kepada yang mau,” kata Agung.

Selain Gunungan BH, Agung juga membuat sebuah replika BH raksasa juga turut dikirab. Agung yang sudah belasan tahun berdagang di Pasar Klewer ini memiliki dua kios di pasar tersebut. Gunungan pakaian dalam maupun replika BH itu dia persiapkan secara khusus untuk disumbangkan sebagai wujud rasa syukur atas selesainya pembangunan pasar yang menjadi tempatnya mencari nafkah.

Tidak lengkap jika kirab tidak disertai dengan membawa gunungan tradisional yang terbuat dari sayur mayur, buah-buahan dan jajanan pasar. Selain itu juga terlihat beberapa pedagang perempuan membawa nasi tumpeng. Ada lima nasi tumpeng yang menjadi simbol jumlah himpunan pedagang ditambah dengan satu tumpeng dari pengelola pasar. Di Pasar Klewer yang memiliki seribuan lebih pedagang, memang terdapat beberapa organisasi pedagang, yakni Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), Persatuan Pedagang-Pedagang Pasar Klewer (P4PK), Komunitas Pedagang Pasar Klewer (KPPK) dan organisasi pedagang renteng. “Lima tumpeng itu juga melambangkan lima sila Pancasila,” demikan Ketua P4K memberikan makna kehadiran lima tumpeng dalam kirab tersebut.

Dipilihnya tanggal 21 April sebagai tanggal peresmian Pasar Klewer juga tanpa alasan. Menurut Wali Kota FX Hadi Rudyatmo, tanggal 21 April yang diperingati sebagai Hari Kartini itu, sejalan dengan keberadaan Pasar Klewer yang sebagian besar pedagangnya adalah perempuan. “Pedagang Pasar Klewer yang sebagian besar perempuan memiliki semangat Kartini, berjuang untuk mengembalikan kejayaan pasar dengan bagunan yang baru. Jadi setelah dua tahun terbakar, sekarang sudah dibangun lagi. Ibarat Kartini, habis gelap terbitlah terang,” kata walikota. (***)

 

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

23

Visitors today

13

Visits total

425,379

Visitors total

330,697

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta