Pemerintah Kota Surakarta
Potensi Pasar Sangkrah Jadi Pasar Wisata
  January 17, 2018 13:40

Pasar tradisional menjadi salah satu jantung perekonomian masyarakat, kedudukannya masih tetap penting dan menyatu dalam kehidupan masyarakat. Untuk dapat merefleksikan ekonomi kerakyatan, Pemerintah Kota Surakarta memberikan perhatian khusus terkait keberadaan pasar-pasar tradisional. Pemkot telah melakukan revitalisasi  pasar-pasar tradisional di Kota Solo sehingga dengan infrastruktur ini akan menunjang aktivitas para pedagang. Hal ini dilakukan sebagai wujud keberpihakan Pemkot terhadap pasar tradisonal. Karena nantinya, keberpihakan terhadap pasar tradisional dapat menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.

Pasar Sangkrah menjadi salah satu pasar tradisonal yang dilahirkan kembali dengan bentuk barunya pada tahun 2016, Pemkot Surakarta mendapatkan izin dari Kementerian Perhubungan untuk merevitalisasi pasar itu. Pasar yang didirikan pada 1994 mulai dibangun tahun 2017 dengan alokasi anggaran APBD senilai Rp16,7 miliar. Pemkot membangun pasar lantai I seluas 875 meter persegi dan lantai II seluas 963 meter persegi.

Kepala Dinas Perdagangan Pemerintah Kota Surakarta, Subagyo melaporkan, di pasar itu, Pemkot membangun 20 unit kios, 183 lapak los kering, 40 unit los daging, dan 36 lapak pedagang pelataran. Pasar ini juga dilengkapi dengan kantor pengelola pasar, kantor paguyuban, ruang laktasi, musala, alat pemadam api ringan (APAR), akses difabel, termasuk ruangan khusus untuk merokok, serta los khusus daging dan ikan. “Sedangkan Kios dan los di lantai dua khusus untuk pedagang kuliner dan akan ditempatkan pedagang cinderamata khas Solo,” imbuh Subagyo. Dinas Perdagangan juga melengkapi fasilitas di Pasar Sangkrah, terutama untuk peralatan kebersihan.

Bangunan baru dengan arsitektur Jawa modern tersebut diresmikan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, pada Selasa (16/01) siang, ditandai dengan kirab pedagang barang komoditas dari pasar darurat sejauh 100 meter. Kemudian Wali Kota meresmikan Pasar Sangkrah ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan tumpeng. Selanjutnya Wali Kota Surakarta bersama Wakil Wali Kota Surakarta, Sekretaris Daerah, Kapolres Surakarta dan beberapa pejabat lainnya, bersama-sama membuka selubung papan nama pasar.

Di depan  para pedagang Pasar Sangkrah F.X. Rudy berpesan, agar tetap menjaga kebersihan dan zonasi dagangan. Dia menekankan, Pasar Sangkrah yang merupakan pasar tradisional di kawasan stasiun kereta api, selain melayani masyarakat juga berfungsi sebagai destinasi wisata. “Dulu Pasar Sangkrah kumuh karena pedagang hanya menggunakan payung di mana-mana. Sekarang pasar sudah bagus, jangan sampai kumuh lagi karena akan dikunjungi wisatawan penumpang kereta api,” katanya.

Menurut F.X. Rudy, Pemkot Surakarta merancang Pasar Sangkrah sebagai destinasi wisata baru yang diintegrasikan dengan Stasiun “Solo Kota” atau Stasiun Sangkrah. Stasiun tersebut merupakan titik pemberhentian KA wisata antik “Jaladara” dan Railbus “Batara Kresna”.
Sekali lagi, Wali Kota berpesan, “Wisatawan penumpang Jaladara dan Batara Kresna jangan sampai kecewa karena Pasar Sangkrah kumuh dan semrawut.”

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

27

Visitors today

15

Visits total

425,383

Visitors total

330,699

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta