Pemerintah Kota Surakarta
Antisipasi Arus Mudik, Sopir Bus Jalani Tes Kesehatan
  June 9, 2018 11:49

Bus sebagai angkutan umum harus dipastikan dalam kondisi layak jalan sebelum keluar dari pangkalannya. Selain itu, kondisi operator yang berada di balik kemudi bus harus berada dalam kondisi prima karena dialah yang akan bertanggung jawab penuh ketika bus melaju di jalan. Untuk itu Terminal Tirtonadi mengadakan tes kesehatan bagi pengemudi bus dengan menggandeng Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta.

Kepala Satuan Pelayanan Lalu Lintas Terminal Penumpang Tipe A Tirtonadi Sularjo mengatakan acara ini untuk mengetahui kondisi kesehatan pengemudi Bus dan memastikan layak kerja para sopir selama mudik lebaran 2018. “Menyambut musim lebaran 2018 ini dari DKK Surakarta, Dokpol Surakarta, Dishub Kota Surakarta serta dari Terminal Penumpang Tipe A Tirtonadi mengadakan tes kesehatan kepada supir bus,” ungkap Sularjo.

Ia melanjutkan tes kesehatan tersebut akan dilakukan secara acak selama dua hari, mulai Rabu hingga Kamis (06-07/06). Setiap harinya akan ada sekitar 50 pengumudi bus yang akan diperiksa secara acak, baik pengemudi bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) maupun bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Upaya tersebut dilakukan agar tidak membahayakan penumpang pada saat arus mudik dan arus balik lebaran.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Surakarta Dwi Martiastuti mengatakan DKK akan memeriksa kesehatan supir dengan dua cara, yang pertama melalui wawancara dan yang kedua melalui pemeriksaan secara fisik.

“Awalnya akan kita tanya dulu mengenai riwayat kesehatan supir tersebut, seperti faktor-faktor resiko barangkali dia saat ini sedang capai, ngantuk, pusing atau sudah berapa lama mengemudi pada saat sekarang ini. Nanti kita juga akan melakukan pemeriksaan secara fisik, kita cek tensi nya, kita cek kondisi gula darahnya. Kemudian nanti dari Dokpol akan memerikasa apakah ada supir yang sedang dibawah pengaruh alkohol atau narkoba,” ungkap Titut, sapaan akrabnya, disela-sela acara tes kesehatan di Terminal Tirtonadi, Rabu (06/06).

Titut menambahkan sopir bisa melanjutkan perjalanan apabila telah melewati serangkaian tes tersebut. “Jika sopir tersebut tidak dalam kondisi hipertensi, tidak dalam keadaan hiperglikemia (gula darah tinggi) kemudian tidak dalam keadaan dibawah pengaruh alkohol dan narkoba bisa melanjutkan perjalanan,” ungkapnya. Namun jika ditemukan sopir yang mengalami hal tersebut maka DKK akan mengeluarkan rekomendasi agar supir tersebut tidak melanjutkan perjalanan.

Ia bercerita dari pengalaman sebelumnya kasus yang sering ditemui adalah sopir yang megidap hipertensi karena rata-rata usia sopir diatas 40 tahun. Selain itu tekanan dalam pekerjaan ditambah kondisi jalan yang macet dan panas juga dapat memicu hipertensi. Titut juga menambahkan rata-rata sopir bisa mengemudi hingga 12 jam padahal batas toleransi yang ditentukan kementerian maksimal hanya 4 jam.

Bagi sopir yang mengalami hipertensi ringan, DKK mengimbau agar mereka minum obat dan beristirahat sebelum mengemudi. Sedangkan sopir yang mengalami hipertensi berat, dia mengimbau agar tidak berangkat. Titut menyarankan kepada sopir yang mengalami hipertansi untuk mulai menjaga pola makannya. “Yang penting sekarang, kurangi konsumsi garam. Lalu kurangi makanan berlemak, tidak ngemil, tidak merokok juga. Untuk patokan tensi itu jangan lebih dari 140 strip 90 kalau gula darah jangan sampai 200,” pungkasnya.

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

34

Visitors today

19

Visits total

425,503

Visitors total

330,764

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta