Pemerintah Kota Surakarta
“Ketika Gamelan Homecoming” di Solo
  August 17, 2018 10:54

Perempuan-perempuan berhidung mancung berkulit bule duduk bersimpuh dengan kedua kaki sebagian tumpuan. Berkain batik dengan busana kebaya jumputan warna merah menyala seperti menghiptonis mereka yang hadir dalam pembukaan International Gamelan Festival (IGF) yang digelar di Benteng Vastenburg Solo pada Kamis (09/08/2018) lalu. Perempuan asal Inggris ini menembang lagu Jawa amat populer, Caping Gunung dengan iringan gamelan yang ditabuh rekan-rekannya dari Inggris pula yang tergabung dalam Southbank Gamelan Player.

Kelompok ini bersama 18 kelompok gamelan dari berbagai negara lainnya, secara khusus datang ke Solo untuk “membawa pulang” musik gamelan yang selama ini mereka pelajari. Gamelan yang kini tersebar di berbagai belahan dunia, dikumpulkan kembali pada IGF 2018 yang sengaja mengambil tema Home Coming atau Pulang Kampung. “Rasanya memang seperti pulang kampung,” kata John Pawson salah satu personel Southbank Gamelan Player yang mengaku pertama kali mempelajari Gamelan di Kota Surakarta.

IGF tak hanya diikuti 19 kelompok gamelan dari manca negara, tetapi juga 46 kelompok gamelan nusantara dan 73 kelompok gamelan di Solo dan sekitarnya. Selama sepekan lebih, dari Kamis (9/8/2018) hingga Kamis (16/8/2018) mereka berkumpul merayakan keindahan gamelan. Kota Solo menjadi tuan rumah IGF dengan tema homecoming, lantaran Solo dianggap sebagai salah satu tempat lahirnya seni bermain gamelan. “Tema ini seperti memanggil pulang para pelaku seni gamelan dari berbagai daerah dan negara untuk berkumpul di Kota Solo,” kata Bidang Kurasi dan Produksi IGF 2018 Fafa Utami.

Dalam pembukaan IGF Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi menyebut gamelan meruapakn salah satu jenis musik tua yang masih hidup dan berpengaruh luas, karena telah menyebar di berbagai penjuru nusantara dan manca negara. Menurut dia, sudah selayaknya gamelan ditetapkan sebagai warisan dunia. Muhadjir mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan mengajukan usulan ke UNESCO agar gamelan Daftar Representatif Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan dari Indonesia, seperti halnya khasanah seni lain, seperti keris, wayang, batik.

Perkembangan gamelan tidak hanya sebatas meluas dan menyebar tetapi juga mengalami perkembangan proses penciptaan karya yang luar biasa. Bahkan, salah satu gending Jawa bertajuk ‘Ketawang Puspowarno’ karya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkoenagoro IV, pada tahun 1977 dibawa badan penerbangan antariksa Amerika Serikat (NASA) ke luar angkasa mewakili salah satu peradaban manusia di jagad raya. Geding klasik tersebut kembali diangkat maestro gamelan asal Solo, Rahayu Supanggah, sebagai pembuka IGF.

Rahayu Supanggah tak sendirian, dua maestro lainnya, I Wayan Gde Yudane (Bali), dan Taufik Adam (Jakarta), turut menyuguhkan karya mereka di malam pertama IGF. Mereka saling mengeksplorasi gamelan dalam perpaduan budaya nusantara, seperti Jawa, Bali, Sumatera, Indonesia Timur dan lain-lain, sebagai simbol pembacaan identitas dan bertemu leluhur dan saling berkisah perjalanan baru. Mereka berpandangan, karya gamelan klasik sungguh menjadi sumber sejarah penting bagi wilayah budaya setempat serta berpengaruh pada perjalanan gamelan di tataran nusantara maupun manca negara hingga saat ini.

IGF yang baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini seperti semacam pengakuan bahwa Kota Solo adalah porosnya gamelan atau meminjam istilah Rahayu Supanggah, sebagai Mekkah-nya gamelan karena menjadi kiblat siapun yang yang menggandrungi seni tradisi ini.  “Sudah waktunya orang yang belajar datang lagi ke sini. Belajar langsung dari jantungnya gamelan yang ada di sini,” kata Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan.

Dipilihnya, Solo sebagai tuan rumah IGF setelah tahun lalu berlangsung di London dan Glasgow, senyampang dengan usaha yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian ini. Wali Kota FX. Hadi Rudyatmo mengatakan sebelum ditunjuk sebagai tuan rumah, Kota Surakarta memiliki agenda tahunan berupa Konser Gamelan.

“Kami rutin menyelenggaran Konser Gamelan dengan menampilkan maestro-maestro. Setelah IGF  ini, kami ingin festival gamelan diselenggarakan lagi meskipun tdak internasional tapi Nusantara. Di Surakarta, hampir seluruh kelurahan kini memiliki seperangkat gamelan, jadi kelompok-kelompok karawitan pun tumbuh subur. Mudah-mudahan, nanti sekolahan-sekolahan juga memiliki dengan bantuan dari Kementerian,” kata Wali Kota Rudyatmo. (***)

aosgi
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

0

Visitors today

0

Visits total

425,394

Visitors total

330,705

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta