Solo – PembukaanSolo Great Sale (SGS) 2020 segera dibuka pada hari Minggu, 2 Februari 2020 mendatang. Pembukaan atau grand opening akan diadakan di Simpang Empat Ngarsopuro, Kota Surakarta.
Berbeda dengan konsep tahunlalu, grand opening kembali menghadirkan kirab dalam pelaksanaannya nanti. Akan ada festival danKirab Gunungan dari tenant pasar tradisional yang datangdariempat wilayah. Sebelumpelaksanaan beberapa persiapan khususnya dari tenant pasar tradisional telah dilakukan menjelang acara tersebut.
Seperti yang diungkapkan Kepala Koordinator Wilayah 1, Agus Suharjo, pihaknya mengatakan bahwa persiapan Kirab Gunungan sudah dilakukan secara masif untuk menyambutgrand opening pada tanggal 2 Februari mendatang.
“Kami sudah persiapkan secara matang dengan 12 pasar yang berada diwilayah satu, pada tahun ini kami diamanahi gunungan berupa buah–buahan,” ujarnya, Senin (27/1/2020)
Agus yang juga menjabat sebagai Lurah Pasar Gede, Kota Surakarta mengungkapkan bahwa minat dari pasar-pasar di wilayah satu sangat baik dalam menyambut gelaran grand opening SGS 2020 ini, “Atensi dari kawan-kawan di wilayah satu sangat bagus, mereka mendukung pesta diskon tahunan ini,” ungkapnya.
Pihaknya juga berpendapat bahwa pada pada Grand Opening SGS 2020 akan menggunakan buah-buahan segar, “Kami akan mengisi gunungan kami dengan buah seperti melon, semangka, apel, pir, jeruk,danbrastagi dengan kualitas terbaik di pasaran,” sahutnya.
Persiapan lain juga diungkapkan oleh Kepala Koordinator Wilayah 2, Warsono, menurut Lurah Pasar Legi, Kota Surakarta tersebut, dalam pembukaan nanti pihaknya akan mempersiapkan satu gunungan berisi sayur.
“Pada grand opening nanti kami kami akan menyuguhkan gunungan berisi sayur, pengerjaan gunungan sudah mencapai sekitar80%,”ucapnya.
Denganadanyakirabgunungan di grand opening SGS 2020,menunjukan pasar tradisional masih mampu bersaing dalam mencukupi kebutuhan masyarakat. Warsono, juga berharap bahwa gelaran kirab gunungan dari tenant pasar tradisional nantinya akan menarik masyarakat agar berbelanja di pasar tradisional.(Setya Adhy Wicaksana)