Rencana revitalisasi Pasar Jongke yang terletak di daerah Laweyan, Kota Solo, sudah memasuki tahap persiapan akhir atau Detail Engineering Design (DED). Dengan menelan biaya sebesar Rp 170 miliar, rencananya perombakan pasar tradisional ini akan ditargetkan rampung pada tahun 2024 mendatang. 

Bangunan baru Pasar Jongke nantinya akan mengakomodasi pedagang dan akan tertata sesuai dengan jenis dagangan yang dijual. Hal ini merujuk kepada peraturan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan sebagai hasil evaluasi dari tata pasar yang efisien dan praktis. Mengingat, banyaknya jumlah pedagang di pasar ini yang mencapai 1.600 pedagang, 780 los, 106 kios, serta 135 lapak pelataran.

Konsep bangunan pasar nantinya akan mengacu pada pembangunan green building. Renovasi pasar dengan konsep green building ini menggunakan anggaran dari Kementerian PUPR sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) No 43/2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi, atau Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Salah satu poin perhatiannya adalah supaya para pedagang dan pengunjung bisa melakukan transaksi jual beli secara nyaman dan aman. Bangunan akan dirancang supaya tidak terkena imbas luapan Kali Jenes saat musim penghujan, dan mengakomodasi sejumlah kanopi agar lapak pedagang tidak mengalami tempias. Tidak hanya itu saja, konsep gedung hijau akan memberikan ruang sirkulasi udara dan pencahayaan yang lebih baik, sehingga dapat menghemat penggunaan daya listrik bagi para pedagang.

Pasar Jongke pertama kali beroperasi pada tahun 1992. Pasar ini dikenal masyarakat Kota Solo sebagai sentra pusat buah tangan khas Kota Solo dengan tersedianya beragam makanan dan camilan yang bisa ditemui disini. Harga yang ditawarkan pun bersaing dan tentu relatif lebih terjangkau jika anda berniat untuk membeli dalam jumlah besar. Pasar Jongke buka setiap hari dan kebanyakan toko disini beroperasi pada pukul 08.00-22.00 WIB.