Membatasi asupan makanan yang dikonsumsi oleh tubuh sangat penting. Karena hal ini akan berpengaruh terhadap kesehatan di masa depan. Sebab, terlalu banyak mengonsumsi kalori berisiko tinggi mengalami obesitas atau kegemukan. Kondisi ini didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang menimbulkan risiko bagi kesehatan.

Obesitas dapat diukur dengan Indeks Massa Tubuh (IMT), yakni berupa kalkulator untuk menentukan berat badan ideal. Cara ini untuk mengetahui status berat badan seseorang apakah kurang, normal atau berlebih. IMT yang menunjukkan angka lebih dari 27 dianggap kelebihan berat badan. 

Untuk mengukur IMT caranya adalah berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan (m). Jika muncul angka kurang dari 17, maka dikatakan sangat kurus. Angka  17 sampai kurang dari 18,5 adalah kurus. Angka 18,5 sampai 25,0 dikatakan normal. Ukuran gemuk berada di angka lebih dari 25 sampai 27. Sedangkan apabila obesitas, akan muncul angka lebih dari 27.

Dengan mengetahui besar IMT, kita bisa lebih waspada terhadap berat badan. Jika dibiarkan, obesitas dapat menimbulkan dampak kesehatan yang buruk. Tak hanya fisik dan psikis, tetapi berisiko juga menimbulkan komplikasi kesehatan yang serius, seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan jantung. Obesitas juga dikaitkan dengan beberapa jenis kanker, termasuk endometrium, payudara, ovarium, prostat, hati, kantong empedu, ginjal, dan usus besar. Risiko penyakit tidak menular ini meningkat bahkan ketika seseorang hanya sedikit kelebihan berat badan dan muncul ketika IMT naik.

Oleh karena itu, untuk mencegahnya kita harus menerapkan pola hidup sehat dengan selalu mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga rutin. Pilih makanan yang sehat, dengan meningkatkan porsi asupan harian buah, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian dan kacang-kacangan. Serta tak lupa untuk selalu menjaga berat badan ideal, tes glukosa darah secara rutin, kelola stress, kurangi gula, garam,  dan batasi konsumsi lemak.