Pemerintah Kota Kota Surakarta berencana akan melakukan revitalisasi terhadap Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ). Revitalisasi dilakukan kurang lebih selama 6 bulan dan akan mulai dilaksanakan pada bulan Juni 2022 ini. Selama proses revitalisasi berlangsung, pemerintah berencana akan menutup TSTJ untuk sementara waktu. 

Melalui revitalisasi ini, TSTJ akan dibangun dengan mengusung konsep yang lebih modern layaknya sebuah taman safari. Satwa-satwa yang ada akan dikondisikan seperti pada habitat aslinya. Nantinya pengunjung yang datang, akan berkeliling kebun binatang dengan berjalan kaki. Selain itu akan ada penambahan spot-spot wisata yang lebih menarik untuk dikunjungi. 

Pemerintah Kota Surakarta merencanakan menjadikan Taman Satwa Taru Jurug sebagai kawasan strategis kota dari sudut kepentingan lingkungan, yaitu kawasan resapan air, terdapat zonasi untuk kawasan sempadan sungai dan ruang terbuka hijau (RTH). Di dalamnya difungsikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik yang meliputi taman wisata alam, taman rekreasi dan kebun binatang.  

TSTJ sendiri selama ini dikenal sebagai salah satu objek wisata berbasis edukasi yang ada di Kota Solo. TSTJ ini terletak di tepi Sungai Bengawan Solo yang berlokasi di Jl. Ir. Sutarmi No.109, Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres. Diresmikan pertama kali pada tahun 1976, dalam perjalanannya, salah satu ikon Kota Solo ini mengalami beberapa kali pengembangan. Pada tahun 1983, TSTJ mengalami perkembangan, yaitu dari awalnya taman bersantai menjadi kebun binatang. 

Memiliki luas sekitar 14 hektare dan berlokasi persis di tepian Bengawan Solo, TSTJ dipenuhi dengan pohon rindang yang menaungi semua heran koleksinya, serta berbagai fasilitas yang ada. Tempat ini juga dimanfaatkan oleh warga dan pengunjung untuk bersantai. Dalam beberapa kesempatan, TSTJ juga menggelar pertunjukan lampu warna-warni serta air mancur menari