Pemerintah Kota Surakarta
Serba-serbi Geguritan, Puisi Jawa yang Terus Eksis Hingga Saat Ini
  July 10, 2022 13:33

Istilah geguritan pasti sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jawa khususnya warga Solo. Karena geguritan merupakan salah satu karya sastra Jawa yang berbentuk puisi Jawa modern. Geguritan sendiri berbeda dengan karya sastra bahasa Jawa lainnya. Berbeda dengan tembang jawa yang memiliki beberapa aturan dalam penulisannya, geguritan sendiri justru bebas dari aturan-aturan tertentu seperti pada tembang macapat atau kidung. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa geguritan adalah susunan bahasa seperti syair dalam bahasa Jawa. 

Geguritan merupakan salah satu jenis karya sastra yang berbentuk puisi Jawa modern yang berisikan ungkapan perasaan dan pikiran penyair yang bersifat imajinatif dan tersusun adanya unsur pembangunan serta tidak terikat oleh aturan, seperti guru gatra, guru lagi dan guru wilangan. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa geguritan merupakan ungkapkan perasaan dari seorang penyair dengan bahasa yang indah dan tidak berpedoman pada aturan tertentu. Geguritan ini biasa ditemukan di majalah dan surat kabar berbahasa Jawa. 

Beberapa tema yang bisa diangkat dalam menulis geguritan. Diantaranya tema ketuhanan, tema kemanusiaan, tema patriotisme, tema cinta tanah air, tema cinta kasih, tema kerakyatan atau demokrasi, tema keadilan sosial, tema pendidikan dan tema umum. Kemudian untuk ciri-ciri dari geguritan sendiri, yaitu bukan bahasa padinan atau bahasa yang digunakan sehari-hari, tembung atau katanya adalah pilihan, jumlah liriknya tidak ditentukan, sajak akhiran bebas dan jarang menggunakan tembung atau kata terikat. 

Berikut adalah contoh geguritan dalam bahasa Jawa dengan tema pendidikan, yaitu: 

Guru (Bayu Handoko) 

Cahyaning ati 

Polahmu digugu lan ditiru 

Pahlawan ilang tanpa pamrih 

Jasamu sak dawaning jaman 

Mula… 

Bektia marang guru 

Kang dadi boring pendidikan 

Kan mandhengani pembangunan moral 

Pada zaman dulu geguritan sering digunakan rakyat untuk menyuarakan bentuk ketidakpuasan terhadap kepemimpinan seorang Raja. Namun pada zaman sekarang geguritan sering digunakan sebagai bentuk ungkapan sastra yang sering dibacakan pada acara-acara tertentu seperti acara 17 Agustus dan acara formal lainnya. Bahkan geguritan juga sering dilombakan di tingkat sekolah dasar hingga menengah atas.

Agnia Primasasti
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

8

Visitors today

8

Visits total

530,155

Visitors total

422,809

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta