ASEAN Para Games pertama kali digelar di Kuala Lumpur pada tanggal 26-29 Oktober tahun 2001, dengan pemrakarsanya, yaitu Zainal Abu Zarin yang merupakan pendiri Malaysian Paralympic Council. Hal tersebut terjadi tepat setelah tiga hari ASEAN membentuk ASEAN Para Sports Federation (APSF).
ASEAN Para Games dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Sekitar 700 atlet yang berasal dari Brunei Darussalam, Myanmar, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filiphina, Singapura dan vietnam ikut berpartisipasi dalam penyelenggaran pertama ASEAN Para Games yang mempertandingkan dua cabang olahraga.
ASEAN Para Games yang diselenggarakan di Solo pada 30 Juli nanti, merupakan penyelenggaraan yang kesebelas, dimana seharusnya diadakan pada tahun 2021 di Vietnam. Pada ASEAN Para Games tahun ini, Kota Solo menjadi tuan rumah untuk yang kedua kalinya.
Tahun ini acara yang digelar dengan mengusung tagline “Striving for Equality,” yang mana merupakan sebuah jawaban atas tertundanya penyelenggaraan ASEAN Para Games 2019 di Filipina dan 2021 di Vietnam. Dari tagline ini juga menandakan kesiapan Indonesia dalam memberikan kesempatan kesetaraan bagi penyandang disabilitas untuk berprestasi. Slogan tersebut memiliki arti sebagai energi dan spirit kebangkitan bangsa di ASEAN melawan pandemi Covid-19 maupun halangan rintangan yang akan dilalui bersama.
Sedangkan, untuk filosofi warna pada logo di tagline ini yaitu, warna biru menunjukkan dapat diandalkan dan bertanggung jawab serta menunjukkan rasa aman dan percaya diri. Kemudian, warna emas melambangkan prestasi dan kemenangan. Sementara warna merah melambangkan kekuatan dan keberanian serta mempertegas kata equality (kesetaraan).
Itulah sedikit pembahasan mengenai tagline dari ASEAN Para Games 2022. Melalui ajang olahraga internasional ini diharapkan, para penyandang disabilitas diharapkan dapat termotivasi untuk mengembangkan kemandirian dan menyadari potensi dirinya.