Masyarakat Surakarta pasti tidak asing lagi dengan salah satu tempat wisata satu ini, yaitu Taman Satwa Jurug. Keberadaan dari taman satwa ini lebih umum dikenal masyarakat sebagai kebun binatang. Terletak di tepi Sungai Bengawan Solo, membuat Taman Satwa Jurug berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar di sisi timur. Pengunjung dari Taman Satwa Taru Jurug sekarang ini tidak hanya didominasi kalangan keluarga saja, akan tetapi terdapat kalangan remaja yang sudah datang berkunjung ke Taman Satwa Taru Jurug.
Sebagian besar remaja yang berkunjung ke Taman Satwa Taru Jurug hanya mengetahui kondisi Taman Satwa Taru Jurug sekarang saja, tanpa mengetahui sejarah yang ada di balik berdirinya Taman Satwa Taru Jurug. Kehadiran dari Taman Satwa Taru Jurug ini tidak lepas dari Kebun Binatang Sriwedari. Pada tahun 1901, Pakubuwono X memiliki keinginan untuk membangun taman untuk dijadikan lokasi tempat beristirahat. Pakubuwono X memberikan amanat pembangunan taman ini kepada R.A.A Sastradiningrat yang kemudian kita kenal sebagai Taman Sriwedari.
Keberadaan Taman Sriwedari sendiri digunakan oleh Pakubuwono X untuk meletakan beberapa hewan koleksi yang dimiliki. Pada bagian dalam Taman Sriwedari terdapat kandang gajah, singa, menjangan, celeng, tapir, banteng, dan kancil. Selain kandang, terdapat kolam yang digunakan untuk tempat buaya dan angsa. Keberadaan kolam ini menjadi salah satu tinggalan yang hingga saat ini masih dapat ditemukan di Taman Sriwedari. Koleksi hewan yang ada di Taman Sriwedari sendiri sangat lengkap,selain itu Taman Sriwedari sendiri memiliki koleksi tanaman yang tidak kalah lengkap dan membuat suaran Taman Sriwedari menjadi rindang.
Pada tahun 1980-an dengan kondisi Taman Sriwedari yang berada di tengah kota membuat banyaknya aktivitas yang ada di sekitar kebun binatang Sriwedari. Kondisi ini membuat hewan yang ada menjadi stres, kondisi kesehatan hewan menjadi rentan, dan setelah Pakubuwono X mangkat menjadikan Taman Sriwedari kondisinya tidak terawat. Kondisi yang memprihatinkan ini membuat Pemerintah Kota Surakarta mengambil alih Taman Sriwedari dengan koleksi hewan-hewan yang ada untuk dipindahkan ke wilayah timur kota.
Perpindahan ini menjadi asal usul dari terbentuknya Taman Satwa Taru Jurug, dimana proses ini dimulai pada tahun 1972 dengan pembangunan Taman Satwa Taru Jurug oleh PT Bengawan Permai. Pada 1976 Taman Satwa Taru Jurug diresmikan Gubernur Jawa Tengah pada masa itu, yaitu Bapak Mayjen TNI (Purn) Soepardjo Roestam. Proses perpindahan koleksi hewan dari Taman Sriwedari menuju Taman Satwa Taru Jurug dimulai dari tahun 1976 hingga tahun 1980-an.
Setelah periode 1980-an, Taman Satwa Taru Jurug mengalami perkembangan dari sisi koleksi hewan dan fasilitas pendukung lainnya. Terdapat beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh para pengunjung, antara lain taman bermain untuk anak-anak, kereta mini yang memiliki rute mengelilingi Taman Satwa Taru Jurug, istana balon, kuda tunggang, menunggang unta dan gajah, serta sepeda air. Tidak hanya fasilitas saja yang disediakan oleh pengelola, akan tetapi terdapat kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di dalam lingkungan Taman Satwa Taru Jurug. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain festival musik dari berbagai jenis aliran musik, grebeg syawal, dan lomba memancing. Ragam kegiatan yang dilaksanakan ini mengundang masyarakat dari berbagai macam kalangan untuk datang ke Taman Satwa Taru Jurug.
Kehadiran Taman Satwa Taru Jurug sendiri tidak hanya untuk menjadi tempat wisata masyarakat Surakarta saja, akan tetapi terdapat manfaat-manfaat lainnya yaitu sebagai lembaga konservasi hewan baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi, saran pembelajaran siswa dari berbagai jenjang pendidikan, dan dapat digunakan sebagai lokasi penelitian. Berbagai manfaat dari adanya Taman Satwa Taru Jurug ini membuat keberadaannya menjadi suatu hal yang penting untuk tetap dipertahankan dan terus dikembangkan. Masyarakat Surakarta juga diharapkan untuk menjaga dan berkontribusi untuk menjaga konsistensi Taman Satwa Taru Jurug.
