Pemerintah Kota Surakarta
Mengenal Tarian Selamat Datang dari Jawa Tengah
  January 6, 2023 11:15

Tari diartikan sebagai gerak tubuh ritmis untuk mengungkapkan jiwa seorang. Jenis tari pun dibedakan menjadi 2 (dua), yakni kontemporer dan tradisional. Tari tradisional merupakan tarian hasil cipta karya dari masyarakat setempat dan berkembang sesuai dengan kebudayaan di tempat tersebut. Dalam sebuah tarian biasanya memuat filosofi dan makna tertentu. Misalnya dalam tari tradisional khas Jawa Tengah, terdapat tarian yang khusus dipergunakan untuk menyambut tamu yang datang atau sebagai tarian selamat datang.

 

Tari tradisional khas Jawa Tengah yang kebermanfaatannya untuk menyambut tamu yang datang dalam suatu wilayah, yakni Tari Gambyong dan Tari Gambir Anom. Kedua tarian tersebut muncul sejak zaman kerajaan. Pada penyajian Tari Gambyong, mulanya dibawakan oleh seorang penari atau disebut juga dengan tarian tunggal. Saat itu, Tari Gambyong merupakan pertunjukkan yang digunakan sebelum kegiatan menanam padi. Para penari digambarkan sebagai Dewi Sri atau simbol dewi pemberi kesuburan. Namun, seiring perubahan zaman, anggotanya bertambah menjadi 3-5 penari. Selain itu, Tari Gambyong juga ditampilkan ketika masyarakat sedang menggelar acara adat atau jika ada pagelaran budaya. Seperti acara pernikahan, khitanan, hingga keagamaan. 

 

Dalam perkembangannya, variasi Tari Gambyong bermunculan, di antaranya Tari Gambyong Pareanom dan Tari Gambyong Pangkur. Meskipun demikian, gerakan dasar yang ditarikan antara keduanya masih tetap sama, yaitu tarian tayub atau tledhek. Tari Gambyong lebih memusatkan gerakan pada kaki, lengan, tubuh, dan kepala. Sementara, pandangan mata akan bergerak mengikuti arah tangan dengan memandang jari-jari tangan. 

 

Kemudian, yang kedua adalah Tari Gambir Anom. Dulunya tarian ini hanya ditampilkan terbatas di lingkungan keraton saja dan dibawakan oleh pria. Akan tetapi, perkembangan zaman membuat Tari Gambir Anom mulai digelar di luar keraton dan dapat dibawakan oleh wanita. 

 

Makna yang tersirat dalam gerakan demi gerakan Tari Gambir Anom menggambarkan seseorang yang sedang dimabuk asmara. Oleh karena itu, gerakan lebih lemah gemulai saat ditarikan. Sekitar 30 gerakan merupakan elemen penting dalam tarian ini. Yangmana gerakan tersebut penggambaran dari suatu emosi cinta, yang berawal dari munculnya perasaan jatuh cinta hingga pendekatan. 

 

Terlepas dari itu, Tari Gambir Anom memiliki fungsi untuk menyambut para tamu yang datang. Ini bermula dari lingkungan keraton yang sering mendapatkan tamu-tamu penting dari luar keraton. Tarian ini juga kerap digunakan sebagai ungkapan rasa syukur dalam menyambut pergantian tahun, pernikahan, dan festival budaya tertentu. 

 

Itulah beberapa tarian selamat datang yang berkembang di Kota Solo. Sebagai tradisi dan budaya yang diwariskan turun menurun, sudah selayaknya tarian ini tetap terus ada. Dengan menyaksikan pertunjukkan berbagai tarian, kita secara tidak langsung menjaga keberadaan tarian tersebut. Demikian, maka kelestariannya akan terus terjaga. Yuk, ikut menjaga tari tradisional yang ada di daerahmu!

Agnia Primasasti
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

26

Visitors today

14

Visits total

425,382

Visitors total

330,698

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta