Nggak salah kalau semakin hari, semakin banyak tamu atau wisatawan datang ke Solo. Berbagai event besar nasional dan internasional juga semakin sering digelar di Solo.
Salah satu alasan banyak tamu tinggal di Solo, karena suasana Kota Solo yang ngangeni. Tidak hanya lingkungan masyarakatnya yang ramah, namun berbagai dukungan seperti budaya, pariwisata dan ekonomi juga menunjang orang mau datang ke Solo.
Bahkan Solo juga menyandang kota paling nyaman se Indonesia untuk dihuni. Beberapa indikator penting sebagai kota yang nyaman untuk dihuni seperti ketercukupan pangan, pengelolaan air bersih, fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi dan tingkat keselamatan kota.
Dalam sebuah survei tentang layak huni, Solo mempunyai indeks layak huni sebesar 66,9 persen dan menduduki peringkat pertama di Indonesia sebagai kota paling layak huni.
Bagaimana nggak nyaman, di Solo masih bisa nemuin makanan murah. Apalagi kalau mencari kuliner malam, sambil lesehan, atau nongkrong di wedangan malam hari, rasanya sangat nyaman dan aman.
Solo juga sangat dikenal sebagai kota toleransi, yang bisa menghargai perbedaan suku, etnis, agama dan budaya. Warganya memiliki prinsip hidup rukun dan damai serta saling menghargai. Fasilitas peribadatan juga tersedia, sehingga warga Solo bisa menjalankan ibadahnya dengan nyaman.
Tidak terhitung jumlah masjid, gereja Kristen dan Katolik di Solo. Begitu juga beberapa kelenteng dan vihara berdiri di Solo. Bahkan simbol toleransi yang sangat terkenal adalah berdirinya masjid dan gereja yang berdampingan yaitu Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan (1939) dan Masjid Al-Hikmah (1947) di Jalan Gatot Subroto, Solo.
Di Solo juga berdiri pura sebagai tempat peribadatan umat Hindu seperti Pura Indra Prasta (1986) di Mutihan, Sondakan, Laweyan dan Pura Bhuwana Agung Saraswati yang berada di lingkungan Kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
Sementara Vihara Dhamma Sundara Jalan Ir. Juanda, Pucangsawit,. Jebres, juga berdiri dengan indah.
Akulturasi etnis dan budaya seperti di Sudiroprajan (etnis Tionghoa) dan Pasar Kliwon (etnis Arab) juga hidup dengan rukun.
Solo pun masih sangat tinggi menjunjung nilai-nilai budaya Jawa. Keberadaan Keraton Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran, menjadi simbol adiluhung sebagai kota penjaga atau pelestari kebudayaan.
Maka wajar, bila hunian di Solo makin banyak dilirik pendatang, karena hidup di Solo benar-benar nyaman. Orangtua tak perlu khawatir untuk menyekolahkan anaknya. Begitu banyak sekolah-sekolah mulai tingkat TK hingga perguruan tinggi. Sekolah negeri dan swasta dengan mutu pendidikan yang baik sangat mudah ditemui di Kota Solo.
Jumlah Puskesmas dan Rumah Sakit juga banyak berdiri sehingga menjamin warganya untuk mendapatkan akses kesehatan yang optimal. Rumah Sakit kelas internasional juga sudah berdiri di Solo. Belum lagi jumlah pasar tradisional dan pusat perbelanjaan modern yang bisa menunjang kebutuhan hidup sehari-hari, tersedia dengan lengkap.
Bangga ya rasanya punya kota yang sangat nyaman untuk dihuni. Solo memang nggak ada bandingnya.
