Lampu-lampu kecil mulai menyala indah, seiring senja menyapa kawasan Ngarsopuro Solo. Sejumlah pasangan anak muda, keluarga dan anak-anak tampak sibuk mengabadikan diri berlatar belakang logo HUT ke-278 Kota Solo yang digantung di beberapa pohon yang ada di pedestrian Koridor Ngarsopuro.
Solo menapaki usia ke-278 tahun (17 Februari 1745-17 Februari 2023). Berbagai dinamika menyertai kota yang berjuluk kota budaya ini. Merujuk pada penguatan sebagai Kota Budaya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta menyematkan tagline di bawah logo HUT ke-278 ‘Metamorfosa Kota Budaya’.
Solo tak hanya ingin berkembang sebagai Kota Budaya, namun juga sebagai Kota Pendidikan dan Kota Perdagangan. Sebab begitu banyak daya dukung yang bisa memajukan sektor budaya, pariwisata, pendidikan dan perekonomian, yang dimiliki Solo.
Logo yang berbentuk kupu-kupu melambangkan metamorfosa Kota Solo menjadi lebih cantik, indah dan lebih baik. Saat ini beberapa sudut Kota Solo memang tampak lebih cantik dan indah. Menjadi magnet warga Solo untuk healing, mendapatkan suasana nyaman bersama orang-orang terdekat. Bahkan tak hanya warga Solo, beberapa spot keindahan juga bisa dilihat di Koridor Jalan Gatot Subroto dengan aneka mural yang indah dan estetik.
Beberapa warga menyampaikan harapannya terhadap Kota Solo yang sekarang makin maju dalam banyak hal. Tak hanya kecantikan wajah kota, namun berbagai bidang seperti pendidikan dan perekonomian juga menjadi harapan serius warga Solo.
“Harapan kami sebagai pedagang, harga-harga bisa stabil. Minggu-minggu ini yang kami rasakan di Pasar Legi penjualan agak menurun. Jangan ada kenaikan dan kelangkaan bahan pangan seperti beras. Kasihan rakyat kecil. Juga jalanan di Solo banyak yang macet, mungkin bisa ada dipikirkan supaya tidak macet dan jalan berlubang bisa diperbaiki,” demikian ungkapan Keluarga Jatmiko Aris Budi warga Sangkrah, yang berdagang rambak di Pasar Legi Solo.
Sementara di sektor pendidikan, beberapa warga juga menyampaikan harapannya terhadap Pemkot Surakarta.
“Harapan warga untuk masa depan bagi Kota Solo dan bangsa Indonesia, civitas akademika mengharap penuh partisipasi masyarakat supaya anak-anak mereka dapat dibekali pendidikan yang cukup memadai. Di antaranya melalui sekolah tinggi atau universitas hingga pada jenjang pendidikan sarjana bahkan sampai purna sarjana dengan materi-materi perkuliahan yang menyadarkan jiwa, pikiran, mental dan iman kepercayaan mereka dalam semangat nasionalisme, yang menghargai dan menghormati kebhinekaan nusantara untuk membangun Kota Solo, negara dan bangsa Indonesia,” papar Dr. Jarot Kristianto, S.Pd., S.Th., M.Si, Ketua Program Studi Pascasarjana di sebuah Sekolah Tinggi di Solo.
Warga lain juga menyempatkan memberikan tanggapan terkait perkembangan pendidikan untuk anak-anak di Solo.
“Harapan untuk dunia pendidikan dan anak-anak, tersedianya fasilitas, sarana dan prasarana khususnya dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara lengkap dan merata di seluruh Kota Solo. Dengan demikian pasti bisa sangat membantu dalam proses belajar mengajar di setiap lembaga pendidikan PAUD,” begitu harapan dari Ernawati Ambarningrum, Kepala Sekolah Kelompok Belajar (KB) di kawasan Nusukan Solo.
