Pemerintah Kota Surakarta
Jamasan Pusaka: Mengungkap Keajaiban Tradisi Turun-Temurun Masyarakat Jawa
  July 23, 2023 10:15

Indonesia adalah negeri yang kaya akan tradisi turun-temurun yang masih dijunjung tinggi hingga saat ini. Salah satu tradisi yang mengundang kekaguman adalah Jamasan Pusaka, sebuah ritual yang dilakukan oleh masyarakat Jawa setiap Bulan Sura.

Kata “Jamasan” sendiri berasal dari bahasa Jawa Kromo Inggil yang memiliki arti cuci, membersihkan, atau mandi. Sedangkan “pusaka” adalah sebutan bagi benda-benda yang dianggap keramat atau memiliki kekuatan tersendiri. Oleh karena itu, perawatan keris sebagai salah satu pusaka tidak bisa dilakukan secara sembarangan.

Perawatan keris haruslah dilakukan dengan penuh kecermatan. Tidak hanya sekadar diwariskan dari generasi sebelumnya dengan campuran batu arsenik dan air jeruk. Setiap bilah keris harus dijamasi atau disucikan dalam prosesi yang selalu dianggap sakral oleh masyarakat Jawa. Tradisi ini dijalankan setiap 1 Sura sebagai bentuk penghormatan.

Prosesi jamasan melibatkan beberapa ritual yang harus dilalui dengan penuh keikhlasan. Salah satunya adalah Jamasan dengan “ubo rampe,” yakni memberikan jajan pasar, wewangian seperti dupa dan minyak, air kelapa, serta berbagai bunga-bungaan seperti kantil, mawar, dan melati. Selain itu, ada juga tumpengan atau doa bersama sebagai wujud rasa syukur dan menyucikan diri.

Tumpengan juga menjadi pengingat bagi orang Jawa untuk selalu berbuat baik dan memiliki sifat bijaksana. Membersihkan keris diibaratkan sebagai membersihkan diri sendiri. Proses yang terlibat dalam pembuatan keris mengajarkan nilai-nilai seperti doa dan semangat yang kuat, kesabaran, ketelitian, dan ketekunan.

Tidak hanya benda mati, keris pun memiliki banyak filosofi kehidupan. Setiap komponen keris, mulai dari pesi (pegangan keris), gonjo, tikel alis, pijetan, hingga greneng, mengandung kisah yang menceritakan perjalanan mendalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, Jamasan Pusaka menjadi sebuah kegiatan ritual budaya yang sangat dihormati dan dianggap sakral.

Ada beberapa tahapan penting dalam prosesi Jamasan Pusaka. Pertama, penjamas akan melakukan “susilaning nglolos dhuwung,” yaitu proses penghormatan terhadap pembuat dan pemilik pusaka. Setelah itu, pusaka melewati proses “mutih,” yaitu membersihkan kotoran dan karat dengan menggunakan campuran abu dari arang kayu jati, jeruk nipis, dan deterjen.

Setelah itu, pusaka akan direndam dalam air campuran khusus dalam proses “warangan.” Setelah bersih, pusaka dikeringkan dengan kain sebelum melalui proses “keprok” dan akhirnya dijemur di bawah sinar matahari selama beberapa waktu. Setelah kering, keris diberi minyak dan wewangian dari sari mawar, melati, atau cendana sebelum akhirnya ditutupi dengan warangan.

Saat prosesi jamasan berlangsung, banyak hal unik yang terjadi dan mengundang decak kagum. Mulai dari tingkah laku dari ahli pusaka yang memandikan keris hingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ahli keris kepada pemilik keris.

Jamasan Pusaka adalah bukti kekayaan tradisi Indonesia yang begitu berharga. Ritual ini mengajarkan kita untuk menghargai warisan nenek moyang dan memahami bahwa di balik benda-benda pusaka terkandung filosofi kehidupan yang dalam. Semoga tradisi ini terus lestari dan menjadi cagar budaya bagi generasi-generasi mendatang. Selamat merayakan kekayaan budaya Indonesia!

Agnia Primasasti
[yarpp]
Pemerintah Kota Surakarta

DISKOMINFO SP

Kompleks Balai Kota Surakarta

Jl. Jend. Sudirman No.2, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Kode Pos 57133
(0271) 2931667

Site Statistics

Visits today

46

Visitors today

26

Visits total

425,642

Visitors total

330,846

©️ 2022 Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Surakarta