Dalam rangka memperingati hari jadi kota Solo ke-279, masyarakat dimanjakan dengan berbagai event budaya sebagai bentuk perayaan. Pemerintah Kota Solo juga menggelar acara berupa pertunjukan Opera Kolosal Drama Tari Adeging Kutha Sala bertajuk Solo Handayani.
Pertunjukan ini diadakan pada Sabtu, 17 Februari 2024 mulai pukul 19.00 WIB di Pendapha Gedhe Balaikota Surakarta dan menjadi penutup acara di hari jadi Kota Solo. Adeging Kutha Sala juga bisa disaksikan secara live streaming di YouTube Pariwisata Solo dan Disbudpar Surakarta.
Operasi Kolosal Adeging Kutha Sala merupakan tarian kolosal yang menceritakan sejarah berdirinya Kota Solo yang bermula dari Desa Sala dengan naskah yang digarap oleh ST Wiyono. Alunan gending gamelan Jawa ditabuh sebagai pembuka jalannya pertunjukan Adeging Kutha Sala. Delapan laki-laki menggunakan pakaian adat jawa dengan lugas menyajikan tarian pada awal pertunjukan.
Cerita ini menggambarkan tentang jebolnya Keraton Kartasura yang membuat Sri Susuhan Paku Buwono II harus mencari tempat berdirinya keraton baru. Akhirnya dia pun memerintahkan para punggawanya untuk berkelana dan sampailah di Desa Sala. Di masa depan, Desa Sala akan menjadi pusat pemerintahan keraton.
Dalam proses pembangunan keraton baru banyak terjadi hambatan dan godaan. Pada akhirnya pada 17 Februari 1745 keraton baru berhasil terbangun. Kemudian, Sinuhun Paku Buwono II menetapkan Desa Sala sebagai pusat pemerintahan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Itulah asal usul HUT Kota Solo diperingati setiap tanggal 17 Februari.
Cerita sejarah tersebut bertujuan untuk mengingatkan kembali masyarakat tentang kisah berdiri Kota Solo dan memberikan pemahaman kepada generasi penerus bangsa. Pertunjukan ini juga menjadi harapan agar masyarakat dapat bekerjasama dengan Pemerintah Kota Surakarta dalam membangun kota menjadi semakin baik.
Hari jadi Kota Solo adalah hari milik masyarakat Kota Solo dan sebaiknya setiap warga turut serta memperingati bersyukur dan bekerja menatap kedepan untuk menata masa depan Kota Solo. Pertunjukan budaya ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang akar budaya Kota Surakarta yang kaya.
