Perpustakaan Kampung menjadi salah satu inisiatif yang menonjol di Kota Solo dalam menggalakkan budaya literasi di tengah masyarakat. Tersebar di berbagai kelurahan di Surakarta, perpustakaan-perpustakaan ini berdiri tegak di bawah naungan Arpusda (Arsip dan Perpustakaan Daerah). Meskipun berlokasi di kelurahan masing-masing, perpustakaan ini terbuka untuk digunakan oleh siapa pun yang ingin mengeksplorasi dunia literasi.
Dengan fasilitas yang tersedia, setiap pengunjung diberi kebebasan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada, mulai dari membaca buku hingga meminjam koleksi-koleksi yang tersedia. Melalui konsep Perpustakaan Kampung ini, minat baca masyarakat dapat ditingkatkan secara signifikan.
Ada 18 perpustakaan Kelurahan atau yang lebih dikenal sebagai perpustakaan kampung yang tersebar di seluruh penjuru kota Solo, mulai dari Perpustakaan Mojosongo 1, Perpustakaan Mojosongo 2, Perpustakaan Jebres, Perpustakaan Joglo, Perpustakaan Nusukan, Perpustakaan Sumber, Perpustakaan Pajang 1, Perpustakaan Pajang 2, Perpustakaan Sondakan, Perpustakaan Sriwedari, Perpustakaan Panularan, Perpustakaan Tipes, Perpustakaan Serengan, Perpustakaan Danukusuman, Perpustakaan Joyontakan, Perpustakaan Gandekan, Perpustakaan Jagalan, Perpustakaan Pucangsawit.
Diketahui jumlah pengunjung layanan perpustakaan yang dikelola oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispersip) Kota Solo selama tahun 2023 mencapai 163.521 orang. Adityo Setyawarman, Kepala Bidang Perpustakaan Dispersip Kota Solo, menjelaskan bahwa angka tersebut mencakup jumlah pengunjung di perpustakaan Dispersip, layanan perpustakaan keliling (Perling), perpustakaan kampung, aplikasi iSolo, pojok baca digital (Pocadi), serta sejumlah event literasi di Solo.
Menariknya, jumlah pengunjung terbanyak berasal dari 18 perpustakaan Kelurahan, yang setara dengan jumlah pengunjung dari perpustakaan keliling. Data per 29 Desember 2023 mencatat bahwa sebanyak 60.269 orang telah dilayani melalui perpustakaan kampung atau kelurahan, sementara Perling berhasil melayani 67.857 pembaca.
Dengan adanya perpustakaan-perpustakaan binaan ini, masyarakat Kota Solo semakin terdorong untuk mengembangkan minat baca dan pengetahuan mereka. Inisiatif yang terus menerus ditingkatkan oleh pihak terkait diharapkan dapat menjadikan Solo sebagai contoh dalam membangun budaya literasi yang kuat di tingkat lokal. Melalui akses yang mudah dan beragamnya layanan yang ditawarkan, perpustakaan-perpustakaan ini tidak hanya menjadi tempat untuk mengakses informasi, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran dan pertumbuhan intelektual bagi seluruh komunitas.
