Saat bulan Ramadan, berburu takjil menjadi salah satu rutinitas yang dilakukan masyarakat. Belakangan ini muncul tren war takjil di media sosial. Tak hanya kaum muslim saja yang berburu takjil, melainkan kalangan non islam juga ikut meramaikan pertakjilan di bulan Ramadan.
Di kota Solo terdapat beberapa spot yang cocok menjadi tempat war takjil. Seperti di Masjid Sheikh Zayed, Gedung Sasana Krida, hingga belakang gerbang kampus UNS. Puluhan lapak pedagang takjil berjejeran, mulai dari menjajakan makanan tradisional hingga makanan kekinian. Berikut beberapa spot war takjil terbaik yang ada di kota Solo:
- Masjid Sheikh Zayed Solo
Spot war takjil pertama adalah di Masjid Sheikh Zayed Solo. Masyarakat selalu antusias mengikut war takjil dan beribadah di Masjid Sheikh Zayed. Makanan dibagikan sekitar 7.000 hingga 10.000 ribu setiap harinya. Takjil dibagikan sesaat menjelang azan magrib.
Setiap harinya selama bulan Ramadan, Masjid Raya Sheikh Zayed menyediakan menu buka puasa untuk jemaah secara gratis. Makanan yang disediakan dalam dua jenis, yakni takjil dan makan berat untuk berbuka puasa.
- Gedung Sasana Krida (Gedung Wanita)
Spot war takjil selanjutnya ada di halaman parkir Gedung Wanita. Pasar takjil Ramadan ini dimulai tanggal 16 Maret hingga 7 April 2024, pukul 15.00 hingga 19.00 WIB. Deretan lapak makanan berbaris rapi diantara manusia yang berburu takjil di pasar takjil Ramadan.
Uniknya di pasar takjil ini pembeli bisa melakukan pembayaran tunai dan non tunai. Pembayaran non tunai bisa dilakukan dengan QRIS. Makanan khas kota Solo juga dijajakan di pasar takjil ini, seperti sate kere, tengkleng, gendar pecel, hingga lenjongan. Pasar takjil ini merupakan kolaborasi antara Dinas Perdagangan Kota Surakarta dan BRI Solo Slamet Riyadi.
Ada 35 UMKM binaan BRI dan 35 UMKM binaan Dinas Perdagangan Solo yang meramaikan pasar takjil tahun ini.
- Belakang Gerbang UNS
Gerbang belakang Universitas Sebelas Maret (UNS) berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantara, Jebres, Surakarta. Saat bulan Ramadan, kawasan ini berubah fungsi menjadi pusat kuliner bagi para pemburu takjil. Penjual takjil pun bermunculan untuk menjajakan beragam makanan.
Selain menjadi tempat transaksi ekonomi, pasar takjil gerbang belakang UNS ini juga menjadi ruang sosial yang mempertemukan beragam elemen masyarakat, yakni dari mahasiswa, warga sekitar, hingga para pekerja.
