Stunting merupakan gangguan pada tumbuh kembang anak yang disebabkan tidak terpenuhinya gizi dengan baik serta infeksi berulang pada anak. Stunting tidak dapat dianggap masalah kesehatan ringan karena memiliki efek jangka panjang yang serius. Stunting dapat meningkatkan risiko terganggunya fungsi otak dan gangguan metabolisme tubuh pada saat anak memasuki usia dewasa. Oleh karena itu diperlukan kerja sama dan gerakan masif untuk mencegah stunting. Berikut ini beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting.
- Usia Remaja
Pencegahan stunting sudah dapat dilakukan oleh calon ibu (perempuan) ketika menginjak remaja. Pada masa ini, remaja putri dianjurkan untuk mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) sebanyak 1 tablet sekali dalam seminggu.
- Usia Dewasa/ Calon Pengantin
Memasuki usia dewasa atau bagi calon pengantin dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan termasuk status gizi, ukuran berat badan, tinggi badan, juga LiLA.
- Ibu Hamil
Bagi ibu hamil dianjurkan untuk rutin ke posyandu untuk mengukur berat badan, tinggi badan, dan LiLA. Selain itu juga dianjurkan rutin minum Tablet Tambah Darah 1 tablet setiap hari. Tidak lupa juga untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan serta didampingi pasangan agar pasangan juga memahami kondisi ibu dan buah hati.
- Bayi
Bagi ibu yang telah memiliki bayi dianjurkan untuk memantau tumbuh kembang bayi di posyandu secara rutin untuk diukur berat badan, panjang/ tinggi badan, lingkar kepala, memberikan asi eksklusif untuk bayi berusia 0-6 bulan, mulai memberikan MPASI untuk bayi berusia 6 bulan serta ASI hingga usia 2 tahun atau lebih.
Itu tadi merupakan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah lahirnya generasi stunting. Langkah pencegahan stunting akan semakin efektif apabila berhasil dilakukan sedini mungkin. Oleh karena itu diperlukan kerjasama dan partisipasi oleh semua pihak agar pencegahan stunting dapat berjalan dengan baik.
